Promosi Kesehatan Gizi Seimbang pada Anak

Gizi seimbang merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan, perkembangan, menurunkan produktivitas kerja serta akan berakibat pada mortalitas dan morbiditas. Masalah gizi yang utama di Indonesia yang belum teratasi yaitu kekurangan energi protein, kekurangan vitamin A, gondok endemik dan anemia (Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, 2012).

Untuk memberikan sosialisasi mengenai gizi tersebut, telah dilakukan penyuluhan di Desa Tanjungtani, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk pada anak sekolah pada jenjang TK yang usianya kurang lebih 5 atau 6 tahun. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan panduan konsumsi makanan sehari-hari dan perilaku sehat berdasarkan prinsip konsumsi makanan gizi seimbang pada anak sejak dini dalam rangka mempertahankan berat badan normal.

Pemenuhan kebutuhan gizi anak merupakan indikator penting dalam proses tumbuh kembang anak. Diperlukan zat-zat gizi yang maksimal setiap kilogram berat badannya. Permasalahan gizi pada anak adalah kurangnya pemenuhan gizi seimbang yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan (Sibagariang, 2010). Jika masalah gizi pada anak tidak mampu teratasi maka akan menyebabkan berat badan berkurang, mudah terserang penyakit, badan letih, penyakit defisiensi gizi, malas, terhambatnya pertumbuhan dan perkambangan baik fisik maupun psikomotor dan mental (Dewi dkk., 2013).

Masalah gizi pada anak bisa dipengaruhi oleh faktor ekonomi, faktor lingkungan, dan ketidaktahuan orang tua dalam memenuhi gizi seimbang pada anaknya (Sibagariang, 2010). Keterbatasan ekonomi sering dijadikan alasan untuk tidak memenuhi kebutuhan gizi pada anak. Lingkungan yang kurang baik juga dapat memengaruhi gizi pada anak, sebagai contohnya seringnya anak jajan sembarangan di tepi jalan. Faktor yang paling terlihat pada lingkungan adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak mengimbangi dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi (Titisari dkk., 2015).

Manfaat kegiatan setelah mendapat penyuluhan tentang gizi seimbang maka diharapkan peserta dapat memahami tentang pengertian gizi seimbang, empat pilar gizi seimbang, gizi seimbang untuk berbagai kelompok, jenis makanan gizi seimbang, serta dampak kekurangan gizi seimbang pada anak. Penyuluhan ditargetkan kepada anak usia sekolah TK, yakni anak usia 5 s.d. 6 tahun, agar mereka belajar memahami pentingnya konsumsi makanan gizi seimbang dan belajar pola makan yang sesuai gizi seimbang agar berat badan normal terjaga sejak usia dini.

Setelah dilakukan penyuluhan  tentang pemahaman dan pemenuhan gizi seimbang di Desa Tanjungtani, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk, maka didapatkan hasil yang dapat dikatakan memuaskan. Hasil tersebut didasarkan pada kemampuan peserta dalam menjawab dengan benar hampir semua pertanyaan post test yang diberikan seputar materi penyuluhan. Selain itu, dari 12 peserta penyuluhan, didapatkan 2 anak (16% dari total peserta) yang berusia 5 dan 6 tahun dengan berat badan yang kurang ideal yakni berat badan kurang. Maka diperlukan tindak lanjut berupa pemberian pembelajaran pola makan gizi seimbang yang lebih lanjut agar berat badan kembali ideal. Luaran kegiatan adalah leafleat yang dapat digunakan sebagai sarana penyuluhan dan bahan kuliah Promosi Kesehatan. (Elysabet Herawati, Arum Wulandari)