MEMBANGUN KARAKTER BERTANGGUNGJAWAB DENGAN BIJAK BERGAWAI

Gambar 1. Siswa-siswi SDN Toyoresmi peserta kegiatan sosialisasi dan dosen Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Nusantara PGRI Kediri

Kusuka daring … kusuka luring … kita semua suka keduanya

Biarpun daring, biarpun luring … kita tetap belajar bersama

Tralala … lala … lala … tralala … lala … lala …

Penggalan lagu tersebut dinyanyikan oleh siswa kelas 4, 5, dan 6 SDN Toyoresmi, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri dengan bersemangat sambil bertepuk tangan.  SDN Toyoresmi tergolong salah satu SD kecil di wilayah Kecamatan Ngasem dengan siswa berjumlah 102 anak. Dengan irama lagu Disini Senang, Disana Senang, siswa-siswa   bernyanyi dengan gembira bersama Dr. Vivi Ratnawati, S. Pd., M. Psi. dan Dr. Sri Panca Setyawati, M. Pd., dua dosen dari Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Nusantara PGRI Kediri (UNP Kediri).

Hampir dua tahun pemandangan seperti itu tidak kita temukan di sekolah, khususnya sekolah dasar. Padahal kita tahu, sesuai dengan karakteristiknya, siswa sekolah dasar sangat menyukai kegiatan yang bersifat bermain/permainan dan berkelompok. Oleh karenanya kita selalu menyaksikan tingkah polah anak-anak sekolah dasar yang ceria dan riang gembira. Namun, dengan  terjadinya pandemi Covid-19 di Indonesia, keceriaan siswa sekolah dasar menjadi sirna. Selama pandemi, khususnya ketika diberlakukannya pembelajaran daring, siswa harus belajar dari rumah, sehingga mereka tidak lagi bisa bermain bersama dengan teman-teman di sekolah dan juga tidak bisa berinteraksi maupun berkomunikasi dengan guru. Hal ini juga memicu penyalahgunaan penggunaan gawai oleh siswa.

Berdasarkan pernyataan Kepala Sekolah SDN Toyoresmi, bapak Yusuf Sanusi, memamg benar bahwa siswa lebih banyak menggunakan gawainya  untuk bermain game, karena ketika belajar di rumah anak-anak kurang mendapatkan pendampingan orang tua. Hal ini disebabkan karena masih banyak orang tua yang tidak/kurang peduli pada aktivitas anak walaupun sebenarnya orang tua belum tentu disibukkan dengan aktivitas bekerja mencari nafkah. Selain itu, data yang diperoleh secara langsung dari siswa menunjukkan bahwa 91% siswa lebih suka dan lebih banyak menggunakan gawai untuk bermain game. Beberapa siswa juga mengakui bahwa mereka banyak menggunakan gawai untuk menonton Youtube dan TikTok. Hal inilah yang melatarbelakangi Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Nusantara PGRI Kediri mengadakan kegiatan sosialisasi yang mengangkat tema Membangun Karakter Bertanggungjawab dengan Bijak Bergawai.

Tujuan kegiatan ini adalah mensosialisasikan cara bijak  dalam menggunakan gawai agar terbangun karakter yang bertanggungjawab. Sosisalisasi tersebut sangat penting bagi siswa sekolah dasar, mengingat sejak dilaksanakannya pembelajaran daring mengakibatkan anak-anak harus banyak menggunakan gawai. Penggunaan gawai oleh siswa sekolah dasar yang tidak terkontrol/tidak diawasi bisa menjadi celah untuk terjadinya penyalahgunaan gawai yang merupakan salah satu bentuk perilaku yang kurang/tidak bertanggung jawab.

Manfaat dari kegiatan ini adalah siswa memperoleh informasi tentang dampak negatif dari penggunaan gawai yang tidak tepat dan siswa juga mendapatkan informasi bagaimana menggunakan gawai secara bijak. Jika siswa mampu menggunakan gawai secara bijak, baik, dan benar berarti siswa mampu menggunakan gawai secara bertanggungjawab. Dengan demikian karakter bertanggungjawab akan berkembang pada diri siswa.

Kegiatan ini dilaksanakan di luar kelas karena pada dasarnya, karakteristik siswa sekolah dasar adalah senang bermain, senang bergerak, senang berkelompok, dan senang peragaan langsung. Dengan melaksanakan kegiatan di luar kelas, siswa akan merasa lebih nyaman dan leluasa. Selanjutnya, metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode dan tehnik permainan  diselingi dengan bernyanyi serta mengucapkan yel-yel, sehingga siswa benar-benar merasa gembira.

Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Kamis, 6 Januari 2022 ini diikuti oleh 48 siswa yang terdiri atas siswa kelas 4, 5, dan 6. Dalam pelaksanaannya, siswa dibagi menjadi dua kelompok dengan anggota masing-masing kelompok dipilih secara acak dan terdiri dari siswa kelas 4, 5, dan 6. Kelompok 1 dengan pemateri Dr. Vivi Ratnawati, S. Pd., M. Psi. dan kelompok 2 dengan pemateri Dr. Sri Panca Setyawati, M. Pd. Penyampaian materi dikemas dalam bentuk permainan ‘Kisah Angka-angka’ yang  diawali dengan menyanyi bersama dan mengucapkan yel-yel untuk membangun semangat.

Dalam permainan ‘Kisah Angka-angka’, materi dikemas dalam bentuk cerita dan di dalam cerita tersebut selalu menyebutkan/mengandung unsur angka nomor urut siswa. Ketika pemateri membacakan cerita dan menyebut angka tertentu, maka siswa yang memiliki nomor urut yang sesuai dengan angka yang disebut pemateri harus berdiri dan menyebutkan namanya atau menjawab pertanyaan pemateri. Siswa yang tidak konsentrasi dan lupa akan nomor urutnya akan diberi hukuman yang sudah disepakati bersama jenis hukumannya, yaitu: menyanyi. Aktivitas tersebut berlangsung hingga cerita yang berisi materi selesai dibacakan dan seluruh siswa sudah terlibat secara aktif. Lalu, dilanjutkan dengan tahap evaluasi. Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi proses. Evaluasi proses ini digunakan untuk mengetahui daya serap siswa terhadap materi dan sekaligus untuk mengevaluasi sikap siswa selama kegiatan berlangsung. Alhamdulillah, siswa mengikuti kegiatan ini dengan antusias dan gembira. Selama kegiatan juga terjalin komunikasi yang interaktif dan mengalir antara siswa dengan pemateri. Siswa selalu memberi respon positif terhadap pemateri. Untuk mengakhiri kegiatan ini, siswa diajak bernyanyi dan mengucapkan yel-yel, sehingga kegiatan berakhir dengan suasana gembira. (Vivi Ratnawati dan Sri Panca Setyawati)

Gambar 2. Penyampaian materi dengan tehnik permainan ‘Kisah Angka-angka’
Gambar 3. Penyampaian materi dengan tehnik permainan ‘Kisah Angka-angka’