REDESAIN MARKETING MIX DALAM RANGKA MELESTARIKAN JAJAN TRADISIONAL DI PASAR INDUK SETONO BETEK, KELURAHAN SETONOPANDE, KOTA KEDIRI

Setonopande merupakan salah satu Kelurahan yang berada di Kecamatan Kota, Kota Kediri yang mayoritas warganya bermata pencaharian sebagai pedagang di pasar Setono Betek. Salah satunya yaitu sebagai pedagang jajan tradisional. Banyak home industry jajan tradisional yang ada di kelurahan Setonopande.

Bisnis home industry jajan tradisional ini sudah dimulai sejak tahun 1972 yang berarti sudah turun ke generasi kedua dan berjalan selama 49 tahun. Diawali berdagang secara berkeliling, kemudian menjadi pedagang tetap di pasar dengan dibukanya Pasar Tradisional Setono Betek pada tahun 1980. Sebagai pasar terbesar di Kota Kediri, Pasar Setono Betek memiliki pelanggan yang tidak hanya berasal dari dalam, tetapi juga dari luar Kota Kediri. Penjualan di lapak pasar mampu menembus 2.500 kue/hari, dengan jam buka pukul 05.00-15.00 WIB. Sementara itu, di rumah, pedagang masih menerima banyak pesanan yang dikemas dalam bentuk kotak maupun los-losan (bijian).

Keadaan yang sudah nyaman dirasakan oleh penjual dan pembeli di Pasar Setono Betek ini berubah menjadi sebuah ketidakpastian ketika pemerintah Daerah Kota Kediri melakukan renovasi dan penataan pasar pada tahun 2017. Supriyanto (2017) dari Harian Bhirawa menyatakan bahwa akan terjadi resiko jika benar akan dilanjutkan program renovasi Pasar Setono Betek. Hal ini terbukti sejak diresmikannya program renovasi pada tanggal 18 Oktober 2018, pasar yang semula menjadi tujuan utama belanja masyarakat dan tempat menggantungkan nasib para pedagangnya, menjadi sepi dan menyisakan banyak permasalahan, terlebih lagi dalam kondisi PPKM selama pandemi Covid-19 ini.

Beberapa pedagang mengeluhkan penurunan jumlah pengunjung di pasar yang berdampak pada pendapatan. Dengan jam buka yang terbatas, pedagang maksimal mendapatkan omzet tidak lebih dari Rp. 90.000,00/hari. Sehingga memicu pengurangan tenaga kerja yang membantu dalam proses produksi, distribusi dan pemasaran. Hal ini menimbulkan masalah baik secara mikro maupun makro pada perekonomian masyarakat (khususnya pelaku usaha di pasar Setono Betek). Dalam hal ini, sangat diperlukan turun tangan para pemerhati, akademisi, maupun pemerintah Kota Kediri sendiri sehingga menjadi solusi yang efektif dan efisien.

Secara mikro dalam usaha ini terjadi masalah pengangguran, berkurangnya keuntungan pedagang (terancam gulung tikar), dan pembeli kesulitan mendapat barang yang mereka butuhkan. Penataan pasar menyebabkan sulitnya pembeli menemukan pedagang langganannya (karena mereka masih sangat konvensional dan belum banyak yang mengenal teknologi komunikasi), dan pedagang juga merasa pesimis karena pembeli tidak ada yang berbelanja di area yang sudah direnovasi. Disinilah campur tangan pemerintah Kota Kediri diperlukan agar pedagang memiliki keinginan untuk menempati area yang telah direnovasi dan akhirnya pembeli akan berbelanja ke dalam pasar Setono Betek yang telah direnovasi ini.

Dengan berbagai masalah tersebut, tim pengabdian Prodi Manajemen FEB UNP Kediri yang terdiri dari dosen manajemen pemasaran, manajemen keuangan, dan manajemen SDM bekerjasama dengan mitra Kelurahan Setonopande merumuskan beberapa kegiatan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Kegiatan pengabdian tersebut bertujuan untuk memberikan pengarahan, pendampingan dan evaluasi terkait redesain marketing mix pada produk jajanan tradisional di pasar Setono Betek dan produk pedagang lainnya agar nantinya, bisnis para pengusaha jajanan tradisional serta pedagang lainnya yang termasuk warga dari Kelurahan Setonopande dapat berkembang, sehingga tetap mampu bersaing di masa yang akan datang.

Dengan memperhatikan hal tersebut, panitia pengabdian masyarakat menyusun sasaran kegiatan yang terdiri atas mendesain ulang inovasi bentuk, inovasi pengemasan, dan inovasi pemasaran pada produk jajanan tradisional di Pasar Setono Betek dan produk pedagang lainnya yang termasuk warga dari Kelurahan Setonopande.

Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan selama semester ganjil 2021-2022 (Agustus-Desember), terdiri atas beberapa tahap, yaitu observasi, pengarahan, pelatihan, pendampingan, dan evaluasi.

Tahap observasi yang sudah dilakukan sejak Agustus 2021 yang dilakukan di pasar Setono Betek kelurahan Setonopande Kota Kediri dengan didampingi oleh Ibu Sri Lestari selaku salah satu pedagang jajanan tradisional yang akan dijadikan sebagai “mitra contoh” untuk para pedagang jajanan tradisional yang lain di lingkungan Pasar Setono Betek Kota Kediri. Dari hasil observasi tersebut diperoleh beberapa fakta yang di antaranya yaitu: sistem pemasaran, produksi, dan distribusi masih sangat konvensional. Sebagai contoh, pada saat produksi atau pembuatan, tampilan produknya (bentuk, ukuran, varian produk, modifikasi bahan baku, dan pewarnaan) sangat kurang update dengan tren saat ini. Pada pemasaran, (teknik pengemasan, promosi, media promosi, kemitraan usaha) juga sangat minim inovasi yang mana kemasan yang digunakan adalah tas kresek. Selanjutnya, media promosi hanya melalui mulut ke mulut (gethok tular) dan mengandalkan pelanggan. Selain itu, penjualannya hanya dilakukan secara konvensional, yaitu di Pasar Setono Betek. Mengingat keadaan pandemi Covid-19 ini, proses distribusi menjadi hal terpenting yang perlu dibenahi untuk menjaga hubungan dengan konsumen, sehingga nantinya, bisnis ini akan mampu bersaing.

Gambar 1: Kegiatan Observasi

Tahap pengarahan, pelatihan, dan pendampingan dilakukan pada bulan September hingga Desember 2021 di kediaman Ibu Sri Lestari (sekaligus menjadi rumah produksi bisnis jajanan tradisional Kediri “Mbak Sri”) yang berlokasi di Kelurahan Setonopande Kota Kediri, dengan mengundang beberapa perwakilan para pedagang jajanan tradisional di pasar Setono Betek Kota Kediri. Tidak hanya secara offline, kegiatan pengarahan dan pendampingan juga dilakukan secara online.

Gambar 2: Kegiatan Pengarahan Secara Online Dan Offline

Pelatihan dilakukan dengan mendatangkan praktisi-praktisi olahan makanan dan jajanan, pengemasan dan pemasaran. Dalam pelatihan yang disertai pendampingan ini, tim pengabdian menyampaikan beberapa solusi untuk meningkatkan penjualan bisnis kepada perwakilan para pedagang jajanan tradisional yang hadir untuk melakukan inovasi-inovasi produknya dan pemasarannya. Inovasi-inovasi yang disampaikan berupa inovasi bentuk, pengemasan, promosi, dan distribusi.

Gambar 3: Kegiatan Pengarahan dan Pelatihan

Tahap terakhir, yaitu evaluasi, dilakukan pada akhir Desember 2021 yang berlokasi di Kantor Kelurahan Setonopande Kota Kediri. Pada tahap ini, tim pengabdian memonitor pelaksanaan inovasi-inovasi yang telah disampaikan pada saat pengarahan, pelatihan dan pendampingan. Selain kegiatan monitoring, juga dilakukan diskusi dan tanya jawab terkait hasil dari inovasi-inovasi yang disampaikan dan perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan.

Gambar 4: Kegiatan Evaluasi

Hasil setelah dilaksanakannya rangkaian kegiatan pengabdian di Kelurahan Setonopande, Kecamatan Kota, Kota Kediri kepada para pedagang jajanan tradisional Pasar Setono Betek Kota Kediri ini adalah telah tercapainya redesain marketing mix yang berupa: 1) inovasi bentuk jajanan menjadi berbeda dengan sebelumnya yang mana berubah menjadi berbentuk mini dan berwarna-warni, 2) inovasi kemasan menjadi lebih menarik, kokoh, dan higienis, 3) inovasi promosi dengan membuat desain logo baru, tampilan foto produk (untuk promosi online) menjadi lebih menarik, serta mendesain kartu nama, 4) inovasi distribusi yang semula hanya berjualan di dalam pasar menjadi lebih luas dengan menitipkan produknya di toko-toko di berbagai wilayah. Para pedagang juga menyatakan bahwa produk mereka semakin dikenal masyarakat luas dan mendapatkan banyak permintaan, sehingga angka penjualan mereka mengalami peningkatan. (Sri Aliami, Ema Nurzainul Hakimah, Basthoumi Muslih, Restin Meilina, Samari, Zulistiani, Aji Prasojo)

Gambar 5: Inovasi Bentuk dan Kemasan (atas: sebelum inovasi, bawah: setelah inovasi)
Gambar 6: Inovasi Distribusi Pemasaran (atas: sebelumnya hanya berjualan di pasar, bawah: setelahnya pemasaran juga melalui sistem penitipan pedagang toko di berbagai wilayah)
Gambar 7: Inovasi Promosi Online (Desain Logo, Foto, Kartu Nama)