UPAYA PENCEGAHAN GANGGUAN KESEHATAN MENTAL PADA REMAJA DI SMK PGRI 3 KOTA KEDIRI

Kesehatan mental yang seringkali dialami oleh remaja salah satunya adalah stress. Stress merupakan penyebab yang sering dikaitkan pada seseorang yang mengalami gangguan kesehatan mental. Masa remaja merupakan masa transisi dari remaja menuju ke dewasa yaitu antara usia 16-24 tahun, di mana seseorang berhadapan dengan banyak tantangan dan pengalaman baru. Remaja mulai memiliki legalitas hukum dan tanggung jawab yang meningkat, remaja di periode ini juga masih mengalami perkembangan biologis, psikologis, dan emosional hingga usia 20an. Kegagalan remaja dalam bersosialisasi dengan teman sebayanya akan menyebabkan remaja menjadi pemalu, menyendiri, kurang percaya diri atau justru berperilaku sombong, keras kepala, serta salah tingkah bila berada dalam situasi sosial. (Poerwanti & Widodo, 2002). Di masa pandemi Covid-19 ini mereka juga dituntut untuk pembelajaran daring dimana sebelumnya belum pernah dilakukan. Banyak sekali keluhan yang dialami remaja misalnya terkait tugas-tugas yang diberikan dari sekolah terlalu banyak sehingga tidak bisa menyelesaikan tepat waktu, kadang juga kesal jika tugas yang diberikan terlalu susah, pembelajaran sering terganggu dengan jaringan internet, dan kuota internet yang cepat habis.

Prevalensi gangguan jiwa di seluruh dunia menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2019, terdapat 264 juta orang mengalami depresi, 45 juta orang menderita gangguan bipolar, 50 juta orang mengalami demensia dan 20 juta orang mengalami skizofrenia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018 menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi. Prevalensi gangguan mental emosional pada remaja berumur >15 tahun sebesar 9,8%. Angka jni meningkat dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 6%. Masyarakat masih menganggap masalah kesehatan jiwa ini bukan sebagai penyakit. Padahal, kesehatan jiwa sama halnya dengan kesehatan fisik. Jika tidak ditangani, sekecil apapun gangguan kejiwaan dapat mengancam kehidupan seseorang.

Menanggapi hal tersebut, tim pengabdian kepada masyarakat Prodi D-III Keperawatan Universitas Nusantara PGRI Kediri mengadakan penyuluhan kesehatan tentang Upaya Pencegahan Gangguan Kesehatan Mental Pada Remaja di SMK PGRI 3 Kota Kediri. Adapun kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 23 Desember 2021. Jumlah peserta yang mengikuti penyuluhan sebanyak 59 siswa. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah diharapkan siswa mengerti dan paham bagaimana cara pencegahan gangguan kesehatan mental, sehingga siswa mampu untuk mengatasi secara mandiri jika mempunyai masalah kesehatan mental.

Pertama kali yang dilakukan tim pengabdian adalah mengajukan proposal kegiatan kepada pihak sekolah, sebagai bentuk persetujuan terkait tema yang diajukan. Kemudian dilanjutkan penentuan tanggal pelaksanaannya. Tahap berikutnya adalah melakukan penyuluhan kesehatan. Di sesi awal pada tahap pelaksanaan penyuluhan kami memperkenalkan diri kepada siswa, dilanjutkan pertanyaan terbuka ke siswa apakah sebelumnya pernah memperoleh informasi tentang pencegahan gangguan kesehatan mental, semua siswa yang hadir menjawab belum pernah dan kami membuka dua pertanyaan terbuka terkait pengertian kesehatan mental dan gejala kesehatan mental. Hal ini kami lakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa.

Setelah mendengar jawaban peserta, tim pengabdian membagikan leaflet ke siswa dan memberikan penjelasan terkait materi upaya pencegahan gangguan kesehatan mental. Informasi yang kami berikan sangat membantu siswa dalam mengatasi kesehatan mental remaja, hal ini terlihat antusias dari para siswa saat mengajukan beberapa pertanyaan kepada pemateri.

Diakhir kegiatan, tim pengabdian menyampaikan kesimpulan dan melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan peserta dalam menerima informasi yang telah disampaikan. Dari hasil evaluasi siswa mengerti dan paham tentang materi upaya pencegahan gangguan kesehatan mental pada remaja. Dengan adanya intervensi tersebut, membantu para remaja di periode kritis ini agar dapat lebih mengenali masalah yang dihadapi, memahami cara mengatasi masalah, serta membangun ketahanan mental. Fasilitas pelayanan kesehatan diharapkan bisa memberikan perhatian dan dukungan lebih pada kesehatan remaja di usia transisi. Utamanya, berbagai layanan harus bisa menjamin kerahasiaan, tidak menghakimi, dan terbuka mendengarkan masalah remaja di periode ini, apapun bentuknya.

(Norma Risnasari, Muhammad Mudzakkir, Emmy Oktaviana Kirana) Dokumentasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat dilihat pada gambar berikut: