“AKU BERMAIN, AKU JADI ANAK HEBAT!!” SEMINAR PARENTING DI RA ATTA’AWUN KABUPATEN KEDIRI

Anak mana yang tidak suka bermain? Semua anak tentu sangat menyukai kegiatan bermain karena dunia anak memang dunia bermain. Bermain bagi anak merupakan hal yang bersifat alamiah dan spontan. Anak yang sehat akan selalu ingin bermain bahkan tanpa adanya alat permainan yang khusus sekalipun. Anak dapat menjadikan benda apapun yang ada di sekitarnya sebagai bahan yang asyik untuk dimainkan misalnya tangga, kursi, bahkan apapun yang sedang ia kenakan.

Sayangnya, tak banyak orangtua yang paham bahwa kegiatan bermain membawa sejuta manfaat bagi anak. Inilah yang melatarbelakangi diselenggarakannya Acara Seminar Parenting bertajuk “Aku Bermain, Aku Jadi Anak Hebat!!” oleh RA Atta’awun Kabupaten Kediri. Acara seminar parenting tersebut berlangsung pada hari Kamis, 13 Oktober 2022 di Aula RA Atta’awun, Dusun Jeruk, Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. Acara ini dihadiri oleh seluruh wali murid beserta guru Kelompok A dan B dengan menghadirkan narasumber Rosa Imani Khan, M.Psi selaku dosen di Prodi PG-PAUD Universitas Nusantara PGRI Kediri.

Bermain merupakan implementasi dari stimulasi perkembangan. Tidak hanya membuat anak senang, bermain merupakan strategi yang paling tepat untuk mengembangkan seluruh aspek dalam diri anak, mulai dari aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, seni hingga aspek agama-moral. Bagai sekali mendayung namun banyak pulau dapat terlampaui, satu kegiatan bermain bahkan mampu menstimulasi beberapa aspek perkembangan dalam diri anak sekaligus. Misalnya, saat anak bermain permainan tradisional Dakon. Tampaknya Dakon adalah sebuah permainan yang sederhana, namun sesungguhnya menyuguhkan banyak manfaat bagi perkembangan anak. Saat menghitung biji Dakon, kemampuan berhitung anak dapat berkembang. Saat belajar menahan diri untuk menunggu giliran dalam bermain agar permainan berjalan lancar, kemampuan sosial-emosional anak dapat berkembang. Saat menjalin komunikasi untuk melakukan koordinasi di awal bermain, kemampuan bahasa anak dapat berkembang. Saat mengendalikan tangan untuk menjatuhkan satu per satu biji Dakon tepat sasaran ke lubang papan, kemampuan fisik-motorik anak dapat berkembang. Saat menentukan biji dari lubang mana yang akan diambil untuk memenangkan permainan, kemampuan kognitif dalam berstrategi juga dapat berkembang.

Bahasan dalam acara ini yang sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari anak rupanya berhasil memancing antusiasme seluruh peserta. Banyak peserta yang tertarik untuk membagikan dan berdiskusi terkait pengalaman-pengalaman mereka dalam mendampingi kegiatan bermain putra-putri mereka, termasuk segala permasalahan seputar kegiatan bermain. Begitu serunya acara ini hingga tidak terasa berlangsung selama 2,5 jam.

(Rosa Imani Khan, Siska Cahyanti)