Pendampingan Pengembangan Literasi Budaya Sebagai Bentuk Aktualisasi Peran Dosen dalam Menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Campus On Duty) di Kabupaten Kediri

Literasi  merupakan  pembiasaan  sejak  dini  suatu  kegiatan  positif  yang  diajarkan kepada siswa. Ada berbagai macam gerakan literasi yang dapat diterapkan, salah satunya adalah literasi budaya. Berlatarbelakang dari kondisi yang ditimbulkan pasca pandemic  covid-19,  dampak  yang  ditimbulkan  dari  pembelajaran  daring  ternyata cukup beragam. Berdasarkan hasil pengamatan mahasiswa yang mengikuti kegiatan COD (Campus On Duty) di SD kabupaten Kediri diketahui bahwasannya terdapat salah satu  literasi  yang  masih  kurang  dipahami  akhirnya  penerapannya  kurang  optimal, yakni literasi budaya. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah melakukan kegiatan pendampingan optimalisai literasi budaya Sekolah Dasar. Dengan adanya Pendampingan   tersebut diharapakan para guru pada SD tersebut dapat memahami apa itu literasi budaya dan manfaatnya untuk siswa sehingga pada akhirnya bersedia diajak bekerjasama dalam meningkatkan literasi budaya pada sekolahnya masing- masing. Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian masyarakat ini yakni metode  Kerjasama  kemitraan,  yakni  melakukan  kegiatan  kerjasama  dengan  mitra dalam bentuk sosialisasi dan pendampingan agar mitra yang dituju dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Berdasarkan pengamatan oleh para mahasiswa yang mengikuti kegiatan COD (Campus On Duty) diketahui bahwa selama pandemi pembelajaran selama pandemic dilakukan secara daring, serta banyaknya kegiatan sekolah seperti ekstrakurikuler dinon aktifkan sementara. Hal ini ternyata berdampak pada inetraksi sosial siswa yang rendah. Siswa menjadi tidak begitu akrab dengan  guru,  egois  sentris  siswa  lebih  terlihat  karena  terlalu  lama  berkegiatan dirumah, serta ekstrakurikuler seperti menari menjadi berkurang peminatnya. Disisi lain,  kaingin  tahuan  siswa terhadap  budaya  daerahnya juga  sangat rendah.  Hal ini dikarena ketika memakai HP lebih tertarik mengakses hal lain atau budaya lain dari daerahnya. Selain itu para gurupun ketika ditanya terkait literasi budaya ada yang tidak paham serta ada yang masih ragu-ragu dalam memaknainya. Sehingga penerapan literasi budaya di sekolah pun dirasa kurang optimal dan kurang kreatif.

Program COD telah diikuti oleh mahasiswa prodi PGSD dan PG PAUD Universitas Nusantara PGRI Kediri yang ditempatkan di 11 sekolah dasar di Kabupaten Kediri, meliputi SDN Ngadi, SDN Kraton, SDN Satak 2, SDN Bulusari 3, SDN Tiron 4,  SDN Tiron3,  SDN  Karang  Tenggah  3,  SDN  Mlancu  2,  SDN  Manggis  2,  SDN  Tarokan  3.  Melalui program tersebut diharapkan dapat menumbuhkan   kepedulian terhadap pendidikan khususnya di Kabupaten Kediri.

Model kegiatan ekstrakurikuler literasi budaya dan kewargaan bisa di implementasikandi SDN Mlancu 2 yaitu melalui kegiatan antara lain : story talling, poster,  read  aloud,  membuat  prakarya,  dan  infografis.  Kegiatan ini bertujuan  untuk menuntun dan mengajak siswa untuk lebih memahami dan bersikap terhadap kebudayaan indonesia sebagai identitas bangsa dan memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara secara lebih mendalam.

1.   Story telling Storytelling merupakan suatu cara yang dilakukan untuk menyampaikan suatu cerita kepada pendengar, dengan menggunakan suara yang lantang, gerakan tubuh serta ekspresi wajah yang menggambarkan isi cerita. Dalam hal ini anak dapat berkembang daya kreatifitasnya sesuai perkembangannya, senantiasa  mengaktifkan  bukan  hanya  aspek  intelektual  saja  tetapi  juga aspek kepekaan, kehalusan budi, emosi, seni, daya berfantasi, dan imajinasi anak yang tidak hanya mengutamakan kemampuan otak kiri tetapi juga otak kanan.

2.   Read aloud

Read aloud adalah metode mengajarkan membaca yang paling efektif untuk anak-anak karena dengan metode ini kita bisa mengkondisikan otak anak unutk  mengasosiasikan  membaca  sebagai  suatu  kegiatan  yang menyenangkan.

SDN Bulusari 3, dalam kegiatan ini bertujuan agar siswa mengenal tar-tarian daerah dan agar tetap bisa melestarikan tarian tersebut. Siswa latihan menari 4x dalam satu minggu, ada tiga tarian yaitu padang bulan, cublak-cublak suweng, dan tarian wonderland. Bertepatan dengan kegiatan pelepasan kelas VI tari-tarian tersebut juga ditampilkan untuk memeriahkan acara.

Dokumentasi kegiatan seni tari :

Kegiatan permainan trdasional antara lain, jala ikan, permainan boi-boian, dan permainan benteng. Dalam memainkan permainan tersebut dimainkan oleh siswa kelas I dan II yang digabung pada saat kegiatan olahraga pada hari Jum’at.

1.   Permainan jala ikan

Permainan jala ikan merupakan permainan yang dilakukan oleh 3 kelompok siswa yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa, untuk siswa yang tidak memilih kelompok akan dijaring oleh 3 kelompok tersebut.

➢ Untuk cara memainkannya sebagai berikut :

(1)  Beberapa anak akan ditentukan siapa saja yang menjadi ikan dan siapa saja yang menjadi jala

(2) Guru akan enentukan batasan atau kolam dalam permainan agar saat permainan tidak keluar ke batas jala dan agar tidak kesulitan dalam menjala ikan.

(3) Siswa bebas memilih tempat untuk berdiri tetapi tidak diperbolehkan melewati batasan yang sudah ditentukan.

(4)   Jika siswa keluar dari batasan akan dinyatakan mati dan bergabung siswa yang telah menjadi jala.

(5)   Siswa  yang  menjadi  jala  harus  bergandeng  tangan  dan  jangan  samapi lepas.

➢ Sedangkan untuk peraturan permainan jala ikan sebagai berikut:

(1)  Bagi siswa yang menjadi jala tidak boleh lepas gandengan tangannya, jika dala menjala ikan gandengan tangan tersebut lepas maka ikan yang terjala tidak akan sah di tangkap.

(2)  Bagi siswa yang menjadi ikan tidak boleh keluar dalam batas yang sudah ditentukan, jika melewati area , maka ikan tersebut dinyatakan mati danakan bergabung dengan siswa yang menjadi jala
➢ Manfaat permainan jala ikan bagi anak-anak yaitu ketika siswa melakukan permainan  tersebut  akan  dilatih  kemampuan  merangsang  seorang  anak dalam perkembangan  motorik kasar,  seperti berlari,  melompat,  berjingrak. Selain itu, pada permainan jala ikan untuk meningkatkan jiwa yang sosial dan meningkatkan rasa kepercayaan dalam diri siswa karena terdapat interaksi antar permainan sehingga komunikasi pada anak agar lebih baik.

2.   Permainan benteng

Di SDN Tiron III permainan benteng dimanikan oleh 2 kelompok grup yang maisng-masing kelompok terdiri dari 8 orang. Dalam masing-masing grup memilih tempat sebagai tiang untuk benteng tersebut. Permainan benteng membutuhkan  kecakapan,  kecepatan  untuk  berlari  dan  menetukan  strategi yang handal. Karena dalam permainan setiap pemain harus berusaha untuk menjaga benteng menangkap lawan.

➢ Peraturan dalam permianan benteng yaitu:

a.  Permainan benteng terdiri dari dua kelompok, yang terdiri dari empat sampai dengan enam pemain.

b. Dalam permainan benteng untuk menjaga benteng yang berbentuk tiang kayu atau bambu.

c.  Permainan benteng yang keluar dari basecap akan dianggap menyerbu terlebih dahulu. Apabila pemain kelompok peyerang mengejar dan tersentuh  tangan  oleh  kelompok  pemain  musuh  akan  dianggap tertangkap dan sebagai tawanan

d. Pemain  yang  dapat  kembali  mempertahankan  bentengnya,  jika  sudah diselamatkan dengan tangan disentuh tangannya atau bagian tubuh yang lainnya.

e. Kelompok   yang   dianggap   menang   dalam   permainan   merupakan kelompok pemain yang menyentuh basecamp musuh dan akan mendapatkan nilai

➢ Manfaat  dalam  permainan  bentengan  yaitu  untuk  melatih  kecepatan  dan kelincahan dalam berlari, meningkatakn rasa kekompakan dan kerja sama antar kelompok. Selain itu membuat anak untuk lebih aktif.

3.   Permainan boi-boian

Di SDN Tiron III memainkan permainan boi-boian dengan permainan sederhana. Boi-boian dilakukan olehb dua kelompok kecil yaitu kelompok bermain dan kelompok   yang   berjaga.   Masing-masing   kelompok   terdiri   dari   5   orang. Permainan   boi-boian   merupakan   permaianan   dengan   menyusun   pecahan genting menjadi susunan. Selanjutnya kelompok yang berjaga harus menyusunnya kembali jika berhasil dirobohkan oleh kelompok yang bermain.

➢ Permainan boi-boian adalah:

(1)Permainan sebelum dimulai dilakukan hompipa, apabila kalah dalam hompipa akan menyusun pecahan genting, pecahan gerabah dan yang menang sebagi pelempar bola dengan jarak 3 meter

(2)Kelompok  pelempar  pecahan  genting  menggunakan  bola  kasti  hingga

rubuh, jika sudah rubuh,pihak kelompok penjaga harus mengejar pihak kelompok pelempar (menang), kelompok pelempar harus menghindari lemparan tersebut, maka mereka harus menata kembali dari pecahan genting yang sudah dirobohkan. Jika permainan sudah selesai oleh kelompok pemain  berhasil menyusun kembali pecahan genting tersebut behasil menghindari lemparan bola dari penjaga.

(Sutrisno Sahari, S.Pd., M.Pd, Farida Nurlaila Zunaidah, M.Pd, Wahyudi, M.Sn, Nurita Primasatya, M.Pd, Kharisma Eka Putri, M.Pd, Ilmawati Fahmi Imron,M.Pd, Frans Aditya W, M.Pd, Zahara Violina Afya’, Dhana Fitri Cahyani, Silvia auliya)