Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di berbagai satuan pendidikan, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah meluncurkan kebijakan baru. Kebijakan baru ini adalah dirilisnya kurikulum baru yang disebut dengan kurikulum merdeka. Dalam kurikulum merdeka ini terdapat beberapa perbedaan mendasar yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh sekolah. Dalam menghadapi hal baru, tentu saja pihak terkait membutuhkan sumber daya dalam instansi tersebut agar senantiasa dapat mengikuti perkembangannya.
Saat ini kurikulum merdeka sudah mulai banyak diimplementasikan di sekolah-sekolah tingkat SMA dan yang sederajat. Namun, terdapat sekolah yang sudah siap dengan segala sarana dan prasarananya serta sumber daya manusianya, akan tetapi ada pula sekolah yang belum benar-benar siap. Mungkin banyak sekolah yang sudah siap dengan sarana dan prasarananya, namun belum siap dengan bekal tertulisnya seperti perangkat pembelajarannya, belum paham dengan model pembelajaran yang dituntut dalam kurikulum merdeka, dan mungkin juga kesiapan media serta bahan ajar yang belum matang.
Masalah di atas umum terjadi dibanyak sekolah dan hal tersebut menjadi masalah yang sangat krusial. Jika masalah tersebut dibiarkan berlarut-larut, maka pembelajaran tidak akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh sebab itu, diperlukan langkah-langkah kongkrit untuk mengatasi masalah yang terjadi. Adapun langkah- langkah yang dapat dilakukan antara lain yaitu diadakannya pelatihan-pelatihan kepada praktisi sekolah terutama para guru, karena guru merupakan ujung tombak pendidikan yang berdiri langsung di depan peserta didik.
Melihat persoalan yang sering terjadi saat pergantian kurikulum seperti yang sudah dipaparkan di atas, sekolah-sekolah di daerah tertinggal layak mendapat perhatian serius. Kecamatan Raas yang terletak di suatu pulau kecil ini tidak terkecuali. Untuk itu penulis terpanggil untuk andil dan berkontribusi untuk menyelesaikan masalah-masalah terkait. Melalui workshop implementasi kurikulum merdeka, tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini tidak lain dan tidak bukan yaitu untuk meningkatkan kesiapan para guru dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka. Dengan demikian, kualitas pendidikan di Indonesia akan bisa merata sehingga para lulusan sekolah akan sama rata pula kesiapannya dengan tuntutan dunia kerja era sekarang atau yang akan datang
Secara khusus, tujuan workshop ini yaitu, 1) membantu para guru agar mereka memahami konsep-konsep kurikulum merdeka, 2) membantu para guru untuk merancang rencana pembelajaran berbasis kurikulum merdeka, dan 3) membantu para guru untuk dapat mempraktikkan rencana pembelajaran berbasis kurikulum merdeka yang baik dan benar.
Workshop ini dilaksanakan dengan membekali guru beberapa bagian materi yang berkaitan dengan kurikulum merdeka, yaitu konsep-konsep kurikulum merdeka, rencana pelaksanaan pembelajaran, model-model pembelajaran, dan rancangan modul ajar beserta praktiknya. Kegiatan ini telah dilaksanakan secara tatap muka untuk pemberian materi, latihan terbimbing, dan group discussion, kemudian dilanjutkan kegiatan secara secara daring untuk penugasan dan konsultasi. Evaluasi kegiatan dilakukan selama kegiatan berlangsung maupun pada akhir kegiatan dengan melihat produk perangkat pembelajaran yang dihasilkan oleh para guru sebagai produk workshop.
Selain kegiatan workshop implementasi kurikulum merdeka, terdapat kegiatan lain untuk siswa SMAI Baiturrahman yaitu pelatihan penulisan artikel nonfiksi. Tujuan diberikannya pelatihan ini secara umum untuk membangun kesadaran siswa dalam berkarya tulis agar mereka dapat mengembangkan dan mengkomunikasikan pengetahuannya melalui sebuah tulisannya.
Setelah mengikuti workshop dan pendampingan implementasi kurikulum merdeka dan penulisan artikel non fiksi, guru terbantu untuk memahami tentang konsep kurikulum merdeka secara komprehensif, mampu mendesain pembelajaran berbasis kurikulum merdeka, dan dapat mengimplementasikan desain pembelajaran berbasis kurikulum merdeka dengan baik dan benar. Sedangkan untuk siswa, diharapkan mereka terampil dalam menulis artikel non fiksi dengan kaidah penulisan yang baik dan benar.
Dokumentasi Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat: Workshop Impelementasi Kurikulum Merdeka bagi Guru dan Pelatihan Menulis Non Fiksi bagi Siswa di SMAI Baiturrahman Ketupat Raas, Madura
(Sulistyani1)