Lansia merupakan kelompok usia yang rentan terhadap berbagai masalah kesehatan akibat proses penuaan. Penurunan fungsi organ tubuh dan sistem imun membuat lansia lebih mudah mengalami penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, dan gangguan pernapasan. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu penyakit yang paling umum dialami oleh lansia dan menjadi faktor risiko utama terhadap penyakit kardiovaskular seperti stroke dan serangan jantung. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34,1%, dengan angka yang lebih tinggi ditemukan pada kelompok lansia. Jika tidak ditangani dengan baik, hipertensi dapat menyebabkan komplikasi serius yang mengganggu kualitas hidup lansia dan meningkatkan angka kematian.
Pelatihan terapi nafas dalam dan genggam jari merupakan metode sederhana dan praktis yang dapat diaplikasikan oleh lansia untuk mengelola stres, meningkatkan sirkulasi darah, serta menjaga kestabilan tekanan darah. Terapi ini juga diyakini dapat membantu mengurangi risiko penyakit hipertensi yang umum terjadi pada lansia. Melalui pemberdayaan lansia di lingkungan Balekambang dengan pelatihan terapi tersebut, diharapkan derajat kesehatan lansia dapat meningkat sehingga kualitas hidup mereka menjadi lebih baik.
Lingkungan Balekambang, Desa Jugo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, JawaTimursebagai komunitas yang memiliki jumlah lansia cukup signifikan menghadapi tantangan dalam menjaga kesehatan para lansia. Lansia merupakan kelompok yang rentan mengalami penurunan fungsi organ tubuh dan kondisi psikologis akibat proses penuaan. Keterbatasan akses informasi dan pelayanan kesehatan sering kali menjadi penghambat utama dalam upaya pencegahan dan pengelolaan penyakit yang umum dialami oleh lansia, termasuk hipertensi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya jumlah lansia dengan penyakit degeneratif, seperti hipertensi dan gangguan pernapasan, di Lingkungan Balekambang, Kota Kediri. Data dari puskesmas setempat menunjukkan bahwa sekitar 30% lansia di Balekambang mengalami tekanan darah tinggi, namun kesadaran dan pengelolaan penyakit ini masih kurang optimal. Di sisi lain, pemberdayaan lansia melalui pelatihan dan edukasi kesehatan dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan mereka dalam menjaga kesehatan secara mandiri.

Gambar 1. Tim pengabdian masyarakat bersama para lansia Balekambang yang merupakan peserta pengabdian masyarakat.
Berdasarkan hasil koordinasi dengan kader posyandu dan tokoh masyarakat setempat, ditemukan bahwa sebagian besar lansia belum mengenal terapi non-farmakologis yang sederhana dan dapat diterapkan secara mandiri dalam upaya menjaga kesehatan. Oleh karena itu, kegiatan pemberdayaan lansia melalui pelatihan terapi nafas dalam dan genggam jari sangat penting untuk dilakukan sebagai upaya promotif dan preventif dalam menjaga kesehatan lansia di lingkungan Balekambang,.
Sebelum melaksanakan kegiatan pelatihan, tim pengabdian dari mahasiswa D3 Keperawatan dan tim dosen Universitas Nusantara PGRI Kediri melakukan koordinasi awal dengan tokoh masyarakat dan kader posyandu lansia di Lingkungan Balekambang. Langkah ini bertujuan untuk memperoleh dukungan sosial dan izin pelaksanaan kegiatan, sekaligus menggali informasi awal mengenai kondisi lansia di wilayah tersebut. Kader posyandu lansia memiliki peran penting dalam tahap awal ini, karena mereka merupakan tokoh yang dekat dengan masyarakat dan sering terlibat dalam kegiatan pelayanan kesehatan dasar. Kader posyandu lansia berperan aktif dalam menginformasikan kegiatan kepada peserta lansia, serta membantu menyiapkan lokasi dan perlengkapan kegiatan. Peran kader sangat strategis dalam menjembatani komunikasi antara tim pelaksana dan masyarakat, sehingga pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai harapan. Setelah koordinasi, dilakukan pendekatan langsung dan sosialisasi kepada warga lansia mengenai pentingnya menjaga kesehatan melalu iterapi napas dalam dan genggam jari.

Gambar 2. Tim pengabdian masyarakat berdiskusi dengan kader posyandu lansia Balekambang.
Sosialisasi dilakukan secara persuasif dengan menggunakan bahasa sederhana yang mudah dipahami, sehingga dapat menumbuhkan minat dan partisipasi aktif dari peserta. Pelatihan dilaksanakan dalam bentuk edukasi dan praktik. Kegiatan diawali dengan penyampaian materi melalui metode ceramah interaktif, di mana peserta diajak berdiskusi seputar pengalaman pribadi mereka mengenai kesehatan, terutama tekanan darah tinggi atau hipertensi. Dalam sesi ini, dijelaskan tentang dampak hipertensi pada lansia, pentingnya relaksasi, serta manfaat dari teknik pernapasan dalam dan genggam jari sebagai upaya pengelolaan tekanan darah secara alami.
Setelah materi selesai, kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi langsung oleh tim pelaksana. Teknik pernapasan dan genggam jari diperagakan secara perlahan, disertai dengan penjelasan gerakan dan manfaatnya. Peserta kemudian diminta untuk melakukan latihan secara berulang, didampingi oleh mahasiswa dan kader secara individu. Hal ini bertujuan agar lansia tidak hanya memahami secara teoritis, tetapi juga mampu melakukan teknik tersebut secara mandiri dan benar. Untuk meningkatkan keterlibatan peserta, diberikan sesi tanya jawab dan diskusi terbuka agar lansia dapat menyampaikan pertanyaan, kendala, atau pengalaman pribadi terkait kondisi kesehatannya. Dalam sesi ini, banyak peserta yang menyampaikan rasa antusias dan keinginan untuk mempraktikkan terapi ini secara rutin di rumah.Kegiatan ditutup dengan pemberian motivasi kepada peserta, bahwa menjaga kesehatan tidak harus selalu bergantung pada obat-obatan, melainkan bisa dilakukan dengan cara sederhana dan alami yang dilakukan secara konsisten. Para peserta juga diingatkan bahwa teknik yang telah diajarkan dapat menjadi bagian dari rutinitas harian mereka, dengan dukungan keluarga dan kader setempat.
Hasil pengamatan selama kegiatan menunjukkan antusiasme tinggi dari para peserta lansia. Mereka tidak hanya aktif dalam mendengarkan materi, tetapi juga dalam mengikuti praktik langsung dan diskusi. Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran lansia terhadap pentingnya menjaga kesehatan serta menjadikan terapi ini sebagai bagian dari rutinitas harian.Terapi napas dalam dan genggam jari merupakan dua metode relaksasi yang terbukti dapat membantu menurunkan tekanan darah, mengurangi stres, serta meningkatkan kualitas tidur dan sirkulasi oksigen dalam tubuh. Oleh karena itu, kegiatan pelatihan kepada lansia ini menjadi salah satu bentuk pemberdayaan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menjaga kesehatan secara mandiri.
Potensi pengembangan kegiatan ini cukup besar karena didukung oleh peran aktif kader posyandu dan dukungan keluarga yang mendampingi lansia. Kegiatan ini berpotensi untuk dilaksanakan secara berkala dengan tema-tema kesehatan lansia lainnya, seperti senam lansia, pola makan sehat, atau kontrol tekanan darah secara berkala. Sumber daya yang tersedia di lingkungan Balekambang juga mendukung pemberdayaan ini, seperti adanya balai warga, kader kesehatan aktif, dan kelompok lansia binaan. Hal ini dapat menjadi dasar kolaborasi lanjutan antara mahasiswa, institusi pendidikan, dan masyarakat dalam membangun masyarakat sehat, aktif, dan mandiri pada usia lanjut.

Gambar 3. Fototimpengabdianmasyarakatbersama para kaderposyandulansiaBalekambangsetelahkegiatanpengabdianmasyarakat.
Program pelatihan ini berhasil menjangkau 41 orang lansia. Berdasarkan hasil evaluasi, sekitar 85% peserta mampu memahami dan mempraktikkan teknik pernapasan dalam dan genggam jari dengan baik. Peserta juga menunjukkan peningkatan kesadaran akan pentingnya relaksasi dan pengendalian tekanan darah secara mandiri. Sesi diskusi dan praktik menunjukkan bahwa para lansia mampu menyebutkan manfaat terapi dan mengulang gerakan secara mandiri, meskipun beberapa masih membutuhkan bimbingan ringan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat ketercapaian program berada pada kategori tinggi.
Bagi para lansia di Lingkungan Balekambang, kegiatan pelatihan terapi napas dalam dan genggam jari merupakan pengalaman baru yang bermanfaat dalam menjaga kesehatan secara mandiri. Para peserta merasa senang, antusias, dan termotivasi untuk menerapkan teknik yang telah diajarkan secara rutin di rumah. Sebagian besar peserta dapat memahami materi, mengikuti praktik dengan baik, dan menyatakan bahwa terapi ini memberikan rasa relaksasi, nyaman, serta membantu menurunkan tekanan darah. Pelatihan ini juga menumbuhkan kesadaran pentingnya menjaga kesehatan melalui pendekatan yang sederhana dan tidak bergantung pada obat-obatan.Penulis : AgelinaNur Dwipayana1, PutriOktaviani Wahyuningsih2, Yestiana Wulandari3, Anita Tri Anjarwati4, Rey Kharisma Yudha5, Endah Tri Wijayanti6, Elysabet Herawati7