Orang tua memiliki kewajiban untuk mengajarkan anak-anaknya mengaji Alquran. Selain karena mengaji merupakan kewajiban sebagai umat muslim juga dikarenakan anak merupakan penerus keturunan serta tabungan bagi orang tua untuk menggapai rahmat Allah SWT di akhirat kelak. Dalam hal ini, biasanya orang tua menitipkan anak-anaknya di sekolah, pesantren, atau di rumah seorang ahli yang dipercaya mampu untuk mengajarkan ilmu Alquran.
Pada dasarnya, mengajar mengaji sama dengan mengajar ilmu pengetahuan umum di sekolah. Tujuan utamanya yaitu untuk membantu peserta didik mencapai kompetensi suatu bidang tertentu yang tentunya sangat dibutuhkan penggunaan metode yang tepat agar tujuan dapat tercapai secara maksimal. Dalam mengajarkan suatu ilmu, terdapat jenis-jenis metode yang sangat beragam, tidak terkecuali dalam mengajar mengaji Alquran. Jenis-jenis metode mengajar Alquran diantaranya yaitu metode Iqro’, metode Qiroati, metode Ummi, metode Yanbu’a dan banyak sekali yang lainnya. Salah satu metode yang dikenal karena kepraktisannya dan keefektifannya dalam meningkatkan kemampuan anak dalam mengaji Alquran, yaitu metode Bil Qolam.
Metode Bil Qolam merupakan sebuah metode praktis belajar membaca Alquran susunan kata-kata Arabi dengan mengenal bunyi huruf yang dimulai dari satu huruf, dua huruf, dan tiga huruf sampai pada satu ayat dengan menggunakan instrumen khusus empat lagu yang khas. Metode ini pertama kali dicetuskan oleh KH. M. Basori Alwi atas usulan KH. Mudatsir dari Madura. Teknik pembelajaran yang digunakan dalam metode Bil Qolam adalah talqiq (menirukan), yaitu peserta didik menirukan bacaan gurunya. Dengan demikian, metode Bil Qolam bersifat sentris, dimana posisi guru sebagai sumber belajar atau pusat informasi dalam proses pembelajaran.
Terdapat empat jilid yang harus ditempuh peserta didik dalam pembelajaran menggunakan metode Bil Qolam ini. Pada jilid 1, diharapkan peserta didik dapat membaca huruf hijaiyah yang berharakat fathah, kasrah, dan dhammah beserta nama-namanya. Lalu pada jilid 2, diharapkan adalah peserta didik dapat membaca huruf hijaiyah gandeng yang berharakat sukun dan tanwin (fathatain, kasrathain, dan dhomatain). Selanjutnya, pada jilid 3 peserta didik diharapkan dapat mempraktikkan hukum bacaan nun mati, mad, qasrah, qalqalah, tafkhim, dan tarqiq, serta idgham syamsiyah dan idgham qomariyah. Dan yang terakhir, pada jilid 4 peserta didik diharapkan dapat mempraktikkan waqaf ibtida, bacaan gharib, dan awailussuwar.
Metode Bil Qolam ini juga memiliki keunggulan yang dapat dijadikan pertimbangan untuk penentuan metode mengajar mengaji. Keunggulan tersebut diantaranya yaitu: a) metode ini cocok untuk semua usia mulai dari anak-anak remaja, mahasiswa, dewasa, dan umum bahkan untuk lanjut usia, b) cara belajarnya menyenangkan, c) cara belajar aktif dengan evaluasi terstruktur dan terencana, d) materi pengajaran ilmu tajwid yang disajikan melalui metode Bil Qolam sangat mudah dipahami, ringkas, dan lengkap sehingga mudah dipraktikan secara langsung, e) bagi setiap murid selain menguasai bacaan juga menguasai tulisannya dengan memperhatikan kaedah khot Arab yang baik, f) buku Bil Qolam ini terdiri dari 4 jilid, target waktu belajar 8 sampai 12 bulan.
Penggunaan metode Bil Qolam ini sudah diterapkan di salah satu TPQ yang verada di Desa Krajan. Di TPQ tersebut terdapat setidaknya 30 anak yang belajar mengaji dan lima orang sebagai guru atau pengajar. Kegiatannya dibagi menjadi dua waktu yaitu pada sore hari pukul 15.30 – 17.00 dan malam hari pukul 18.00 – 20.00 WIB. Hasil dari kegiatan pengajaran ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.1 Hasil pengajaran
Jilid capaian | Jumlah |
Jilid 1 | 11 anak |
Jilid 2 | 13 anak |
Jilid 3 | 9 anak |
Jilid 4 | 2 anak |
Berdasarkan table di atas, dapat dilihat bahwa sistem pembelajaran pada metode ini benar-benar disesuaikan dengan kemampuan peserta didik sehingga pembelajaran yang disampaikan akan benar-benar dipahami oleh peserta didik dan hasil akhir yang dicapai akan maksimal. semoga kegiatan ini dapat bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan baru. bagi siapapun yang membaca. (Titin Kholisna)