Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu komponen pendidikan di sekolah. Komponen pendidikan di sekolah terdiri dari layanan manajemen dan kepemimpinan, layanan pembelajaran yang mendidik, dan layanan bimbingan dan konseling yang memandirikan. Layanan bimbingan dan konseling menjadi salah satu bagian untuk mengembangkan kompetensi hidup peserta didik. Pengembangan kompetensi hidup memerlukan sistem layanan pendidikan di sekolah yang tidak hanya mengandalkan layanan pembelajaran mata pelajaran dan manajemen saja, tetapi juga layanan khusus yang lebih bersifat psikopedagogik, yakni melalui bimbingan dan konseling.
Layanan bimbingan dan konseling membantu peserta didik/ konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusan dirinya secara bertanggungjawab. Selain itu bimbingan dan konseling juga membantu peserta didik dalam memilih, meraih dan mempertahankan karier untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera lahir batin.
Implementasi dari layanan bimbingan dan konseling di satuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah dengan adanya guru BK sebagai pelaku utama layanan bimbingan dan konseling. Sebagai pelaku utama Guru Bimbingan dan Konseling melakukan berbagai usaha untuk membuat layanan yang tepat sasaran ke peserta didik SMK. Salah satunya yakni dengan membuat instrumen kebutuhan atau ada istilah lain yaitu angket kebutuhan peserta didik. Maka, untuk menfasilitasi majemuknya kebutuhan peserta didik siswa SMK, Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kediri bekerjasama dengan Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Nusantara PGRI Kediri guna mengembangkan sebuah aplikasi baru yang diberi nama AKSI (Asesmen Kebutuhan Siswa Vokasi).
AKSI dikembangkan atas dasar hasil observasi dan wawancara dengan guru BK melalui forum MGBK SMK Kota Kediri tentang kondisi peserta didik dan sekolah yang ada di setiap SMK. Selama ini asesmen kebutuhan yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan siswa SMK adalah AKPD (Angket Kebutuhan Pesesrta Didik) dan ITP (Instrumen Tugas Perkembangan). Di dalam AKPD dan ITP tersebut belum ada versi khusus untuk mengindetifikasi kebutuhan siswa SMK. Maka, dikembangkanlah AKSI yang dikhususkan untuk mengidentifikasi kemajemukan kebutuhan siswa SMK tersebut.
Kegiatan pelatihan pengoperasian dan analisis AKSI ini menggunakan setting IN-ON-IN dan setara dengan 32 JP. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melatih Guru BK SMK dalam pengoperasian dan analisis aplikasi AKSI. Peserta pelatihan ini adalah seluruh Guru BK yang tergabung dalam forum MGBK SMK Kota Kediri. IN yang pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 Juni 2022 pukul 08.00-13.00 WIB di SMK PGRI 2 Kediri. Narasumber pada IN yang pertama ini adalah Bpk. Sidik Purnomo, S.Pd., M.Si yang memaparkan materi tentang Kurikulum Merdeka di SMK dan narasumber yang kedua adalah Bpk. Guruh Sukma Hanggara, M.Pd (Dosen BK UNP Kediri) selaku pengembang AKSI. Pada pertemuan pertama ini lebih bersifat mendasar mengenai pemahaman tentang Kurikulum Merdeka dan posisi AKSI untuk mendukung implementasi kurikulum tersebut di lingkup SMK. Setelah pemaparan selesai maka peserta pelatihan diberikan tugas praktik mengaplikasikan AKSI dengan data riil untuk memenuhi tahap ON. Berikut adalah dokumentasi tahap IN yang pertama.
Kemudian tahap IN yang kedua dilakukan pada hari Selasa tanggal 6 Juli 2022 pukul 08.00-12.30 WIB bertempat di Gedung F1 dan F2 kampus 1 UNP Kediri. Praktik dan Analisa data melalui AKSI dipandu oleh Bpk. Guruh Sukma Hanggara, M.Pd. selaku pengembang AKSI dibantu oleh tim yang berangotakan beberapa Dosen BK UNP Kediri. Acara ini didukung oleh lembaga UNP Kediri yang dihadiri oleh bapak Sarwito selaku ketua Ketua PPMB UNP Kediri dan diahdiri oleh Drs. H. Imam Satori, M.Pd.I. selaku Koordinator Pengawas Pembina dari Cabang Dinas wilayah Kediri. Berikut adalah dokumentasi tahap IN yang kedua.
Guru BK yang tergabung dalam MGBK SMK Kota Kediri cukup antusias untuk mengikuti kegiatan sosialisasi AKSI. Menurut mereka dengan menggunakan AKSI, mempermudah langkah mereka dalam membuat program-program layanan yang tepat sasaran sesuai kondisi peserta didik dan sekolah. Selain itu dengan adanya AKSI, guru BK lebih memiliki gambaran akan melakukan kerjasama dengan pihak mana saja (guru mata pelajaran dan tempat tempat-tempat untuk prakerin) dalam melayani kebutuhan peserta didik.
Harapan dari adanya AKSI adalah dari hasil AKSI yang dikerjakan peserta didik, guru BK mampu membuat program-progam layanan yang terintegrasi dengan pengembangan semua aspek hidup peserta didik yang ada di SMK. Program layanan bimbingan dan konseling nantinya mampu menjadi media peserta didik untuk mengembangkan jati diri (identitas) sebagai pribadi yang unik dan efektif, pembelajar sepanjang hayat mereka, individu yang produktif, dan individu yang memiliki sikap untuk bisa hidup harmonis dalam berbagai latar perbedaan dimanapun mereka berada. Memiliki jati diri atau identitas diri yang kuat bagi peserta didik menjadi suatu hal yang wajib dilakukan, agar di masa depannya mereka mampu bertahan diri dengan keunikannya dalam aneka keberagaman yang ditawarkan oleh jaman (Guruh Sukma Hanggara, Yuania Dwi Krisphianti, Nora Yuniar Setyaputri, Vivi Ratnawati, Risaniating Ningsih, Rosalia Dewi Nawantara, Danastya Nurdwi Sukma Deva).