ALIH INFORMASI MODEL POE (PERSIAPAN, OBSERVASI, EVALUASI) UNTUK MENGAJAR BAHASA INGGRIS DI MI MAMBA’UL ULUM DAHU

Ilmu yang dipelajari mahasiswa di kampus idealnya sejalan dengan kebutuhan masyarakat di dunia nyata. Jadi, ada kesinambungan antara apa yang dipelajari dan dilatihkan di bangku kuliah denga napa yang harus dikerjakan mahasiswa saat mereka bekerja nantinya.

Salah satu mata kuliah di Program Studi Bahasa Inggris Universitas Nusantara PGRI Kediri adalah Teaching English to Young Learners (TEYL). Mata kuliah ini bertujuan untuk menyiapkan calon guru Bahasa Inggris anak-anak baik di Lembaga formal maupun non- formal. Mata kuliah ini dirancang sedemikian rupa agar para mahasiswa memiliki pengetahuan dan keterampilan mengajar Bahasa Inggris bagi anak-anak, mulai dari memilih materi, mengembangkan materi, membuat persiapan pembelajaran, dan praktik mengajar. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran mata kuliah ini tidak hanya membahas teori-teori pembelajaran Bahasa Inggris, namun mahasiswa lebih banyak praktik merancang pembelajaran dan melatih anak-anak berbahasa Inggris.

Sesuai dengan perkembangan jaman bahwa Bahasa Inggris semakin banyak dipergunakan di berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu pemerintah menghimbau Bahasa Inggris diperkenalkan sejak dini untuk membekali anak-anak agar mampu bersaing  secara  global.  Oleh  karena  itu, melalui  Kurikulum  Merdeka  Bahasa  Inggris menjadi mata pelajaran pilihan di Sekolah Dasar. Sekolah dapat memperkenalkan Bahasa ini kepada peserta didik mulai fase A sampai fase C.

Permasalahan yang terjadi di lapangan adalah banyak sekolah yang sudah memberikan Pelajaran Bahasa Inggris, namun tidak diiringi dengan persiapan Sumber Daya Manusia, yaitu guru Bahasa Inggris yang terampil dan layak. Sehingga cara guru mengajar Bahasa Inggris cenderung monoton dan membosankan. Materi dan kegiatan pembelajaran kurang ramah anak, yaitu materi banyak membaca dan menerjemahkan kalimat-kalimat yang tertulis di buku. Padahal, seharusnya anak-anak dilatih menggunakan Bahasa Inggris untk berkomunikasi secara lisan dari pada tulis.

Salah satu contoh sekolah yang mengalami permasalahan tersebut di atas adalah Madrasah Ibtida’iyah Mamba’ul Ulum  Dahu, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri. Guru Bahasa Inggris yang mengajar di MI tersebut adalah guru kelas yang belum lulus S1. Sehingga mereka merasa perlu menambah pengetahuan bagaimana melatih berbahasa Inggris pada peserta didik di madrasah tersebut dengan prinsip pembelajaran menyenangkan (Joyful Learning).

Melihat fakta tersebut, penulis merancang pembelajaran mata kuliah TEYL sekaligus untuk program pengabdian di MI Mamba’ul Ulum Dahu, Kecamatan Banyakan, Kabupaten  Kediri.  Adapun program  pengabdian kali  ini  dirancang  sekaligus  sebagai sarana praktik ajar nyata mahasiswa yang menempuh mata kuliah TEYL di lapangan.

Pengabdian kali ini dilakukan dengan mengikuti pola Persiapan, Observasi dan Evaluasi (PEO). Pada tahap awal yaitu persiapan, mahasiswa yang menempuh mata kuliah TEYL mendapatkan bekal pengetahuan dan keterampilan mengajar Bahasa Inggris untuk anak-anak di kelas. Selanjutnya mereka mempraktikkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di kampus di sekolah, sedangkan para guru melakukan pengamatan langsung penerapannya di kelas.  Tahap akhir yaitu evaluasi. Guru Bahasa Inggris mengikuti observasi Bersama-sama mahasiswa dan didampingi dosen pengampu melakukan evaluasi pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian apa yang menjadi kendala di lapangan bisa diseselsaikan bersama-sama. Berikut penjelasan setiap tahapan kegiatan

1.   Persiapan

Pada tahap  ini, mahasiswa menempuh mata  kuliah TEYL mempelajari prinsip- prinsip pembelajaran Bahasa Inggris harus ramah anak, baik materi maupun kegiatannya. Materi yang ramah anak adalah materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Hal yang harus dipertimbangkan adalah tingkat kesulitan dan keterpakainnya bahasa yang dilatihkan untuk berkomunikasi dalam konteks yang nyata. Jadi kegiatan yang dipilih untuk melatih mereka harus sesuai dengan konteks yang nyata, misalnya komunikasi yang bertujuan bertegur sapa, menanyakan sesuatu dengan sopan, menyampaikan jawab yang berterima, dsb. Agar menarik minat belajar mereka, kegiatan yang dipilih dilengkapi dengan media pembelajaran. Kegiatan yang ramah anak berupa permainan, gerak dan lagu, atau bermain peran.

Mahasiswa yang akan melakukan praktik mengajar dibagi menjadi 6 kelompok. Setiap kelompok diberitanggung jawab untuk membuat persiapan pembelajaran mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 5. Pemilihan kelas ditentukan di awal mahasiswa dapat mengembangkan materi yang sesuai dengan siswa yang akan diajar. Model pembelajaran yang dikembangkan harus berprinsip pada Joyful Learning: belajar sambil bermain. Hal ini disebabkan Bahasa Inggris adalah Bahasa Asing di Indonesia yang jarang dipergunakan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.

2.   Observasi

Kegiatan tahap ini dilaksanankan pada hari Rabu, 12 Juni 2024. Pertimbangan pemilihan waktu di lapangan adalah para peserta didik sudah selesai menempuh ujian akhir semester genap, jadi waktu pengabdian sekaligus untuk mengisi kegiatan class meeting.

Gambar 1 . Kegiatan Pelatihan Berbahasa Inggris

Pada tahap ini para mahasiswa melatih berkomunikasi lisan kepada peserta didik di ruang masing-masing yang telah ditentukan. Ada yang menggunakan kelas sebagai ruang pelatihan, ada yang memanfaatkan aula pelatihan. Hal ini disesuaikan dengan jenis kegiatan dalam pelatihan. Kegiatan yang dipilih berupa gerak dan lagu, berbagai permainan, dan kuis sesuai dengan konteks berkomunikasi. Pada saat mahasiswa praktik mengajar, guru madrasah melakukan pengamatan proses mengajar sehingga alih teknologi dan informasi terjadi.

3.   Evaluasi

Pada tahap ini mahasiswa, guru, dan dosen pengampu melakukan evaluasi dengan cara berdiskusi tentang pelaksanaan pelataihan berbahasa Inggris pada peserta didik. Evaluasi difokuskan pada kesesuaian antara persiapan tertulis, praktik di lapangan dan pemilihan  kegiatan pembelajaran yang mengikuti prinsip Joyful  Learning, serta cara bernteraksi antara guru dan siswa menggunakan Bahasa Inggris.

Dari hasil evaluasi diperoleh kesimpulan bahwa model pelatihan dengan pola preparation, observation, dan evaluation dirasa sangat bermanfaat baik bagi mahasiswa maupun guru Bahasa Inggris di MI Mamba’ul Ulum Dahu, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri. Bagi mahasiswa yang menempuh mata kuliah TEYL, pengabdian ini memberikan pengalaman riil cara mengajar Bahasa Inggris kepada anak-anak. Bagi guru madrasah, mereka bisa langsung melihat bagaimana cara melatih peserta didik berkomunikasi Bahasa Inggris dengan cara yang menyenangkan, sehingga anak-anak tidak merasa senang dan rileks saat belajar. Satu catatan penting dari hasil evaluasi, mahasiswa menyadari bahwa apa yang dipelajari di bangku kuliah ternyata masih perlu diasah karena apa yang terjadi di lapangan tidak pernah dibayangkan sebelumnya, misalnya menghadapi anak yang terlalu dominan, anak yang malas diajak melakukan kegiatan, dan masih banyak lagi.

Gambar 2. Peserta Pengabdian

(Diani Nurhajati, Yunik Susanti, Dewi Kencanawati)