Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-10 tahun), ternyata umumnya berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kondisi tersebut dapat diantisipasi dengan meningkatkan pola hidup sehat melalui PHBS yang didalamnya termasuk menjaga personal hygiene. Pemeliharaan kesehatan anak melalui personal hygiene ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian anak. Personal hygiene merupakan kebersihan dan kesehatan individu sebagai upaya pencegahan timbulnya penyakit pada diri dan pencegahan penularan ke orang lain, yang mencakup kebersihan gigi, mulut dan tangan.
Institusi pendidikan dipandang sebagai sebuah tempat yang strategis untuk mempromosikan kesehatan. Sekolah juga merupakan institusi yang efektif untuk mewujudkan pendidikan kesehatan, dimana peserta didik dapat diajarkan tentang maksud perilaku sehat dan tidak sehat serta konsekuensinya. Selain itu, usia sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai PHBS dan berpotensi sebagai change agent untuk mempromosikan PHBS baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat.
Studi dan riset menunjukkan bahwa penyuluhan personal hygiene di sekolah dasar memiliki dampak positif pada kesehatan anak-anak. Dalam penelitian yang dipublikasikan Jurnal “International Journal of Environmental Research and Public Health” menunjukkan bahwa penyuluhan tentang mencuci tangan di sekolah dasar dapat mengurangi angka absensi siswa karena penyakit menular seperti flu dan diare. Selain itu, pendidikan tentang personal hygiene di sekolah dasar juga dapat membantu mengubah perilaku anak-anak dan mempengaruhi praktik kebersihan di rumah dan masyarakat .
Perawatan gigi dan mulut sejak usia dini sangat menentukan kesehatan gigi dan mulut sampai akhir hayat. Penyakit gigi dan mulut yang bisa dialami oleh anak dan balita bila perawatan tidak dilakukan dengan baik, antara lain gigi berlubang, gusi meradang, dan sariawan. Melakukan sikat gigi yang baik secara teratur yaitu dua kali dalam sehari. Namun tidak hanya masalah keteraturan menyikat gigi, akan tetapi ada faktor lain yang penting pada proses menyikat gigi yaitu teknik menyikat gigi yang benar, pemilihan sikat gigi yang tepat, penggunaan pasta gigi berfluoride, frekuensi dan lamanya penyikatan.
Hal yang tak kalah pentingnya adalah mencuci tangan. Menurut WHO (2005) dalam Depkes RI (2006) terdapat dua teknik mencuci tangan, yaitu: (1) mencuci tangan dengan sabun dan air, dan (2) mencuci tangan dengan larutan berbahan dasar alkohol. Cuci tangan adalah aktifitas membersihkan tangan dengan cara menggosok dan menggunakan sabun serta membilasnya pada air yang mengalir. Mencuci tangan adalah proses menggosok kedua permukaan tangan dengan kuat secara bersamaan menggunakan zat yang sesuai dan dibilas dengan air dengan tujuan menghilangkan mikroorganisme sebanyak mungkin juga mengungkapkan bahwa cuci tangan adalah satu satunya prosedur terpenting dalam pengendalian infeksi nosokomial.
Mengingat pentingnya hal diatas, maka edukasi mengosok gigi dan mencuci tangan perlu dilakukan pada siswa sekolah dasar dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri. Selain itu, diharapkan dapat menumbuhkan kebiasaan menjaga kebersihan diri sejak usia dini.
Kegiatan edukasi menggosok gigi dan mencuci tangan dilakukan dengan memberikan penyuluhan kepada siswa kelas 3 Sekolah Dasar Nahdlatul Ulama Pare pada tanggal 17 Oktober 2023. Penyuluhan dilakukan dengan dua metode yaitu ceramah dan praktek. Media yang digunakan selama ceramah berupa tayangan power point dengan menjelaskan pengertian, keuntungan, dan waktu menggosok gigi serta mencuci tangan. Selain itu juga digunakan video untuk memudahkan siswa dalam memahami materi penyuluhan, dan juga leafleat yang dibagikan kepada siswa. Untuk prakteknya, media yang digunakan berupa phantom gigi beserta perlengkapan menggosok gigi. Sedangkan mencuci tangan dilakukan dengan mendemonstrasikan secara langsung di depan siswa dengan menggunakan peralatan cuci tangan yang sudah ada di sekolah.
Selama pelaksanaan edukasi, seluruh siswa antusias dalam mengikuti penyuluhan dan kritis dalam bertanya. Untuk memperoleh informasi sejauhmana siswa memahami materi, maka dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan meminta siswa untuk menjawab pertanyaan dan mendemonstrasikan ulang cara menggosok gigi dan mencuci tangan. Didapatkan hasil hampir seluruh siswa mampu menjawab dengan tepat dan mempraktekkan kembali cara menggosok gigi dan mencuci tangan dengan benar.
Setelah kegiatan ini diharapkan siswa mampu menanamkan kebiasaan kebersihan yang baik dalam hal ini yaitu menggosok gigi dan mencuci tangan. Penerapan yang baik dan benar selain memiliki dampak langsung pada kesehatan siswa, juga dapat berdampak jangka panjang bagi kesehatan siswa.
(Elvi MutiaraRahmawati, Siti Aizah, Aprilia Damayanti, Dior Wahyuni, Hikmal Akbar Hardiyanto, Niyan Ayu Saharani, Tegar Pamungkas)