HASTHABRATA; SYMBOLIK MODEL SEBAGAI ALTERNATIF TEKNIK LAYANAN GURU BK

Berdasarkan Undang-Undang no 20 tahun 2003 tentang system Pendidikan nasional, guru BK dan atau konselor sekolah merupakan salah satu guru yang keberadaannya dianggap sama dengan guru, dosen, widya iswara, dan tutor lainnya. Guru BK dan atau konselor secara professional memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi secara legal yang diatur dalam permendiknas no 27 tahun 2008 yakni tentang kualifikasi akademik dan kompetensi konselor.

Berdasarkan kualifikasi akademik, yang disebut sebagai guru BK adalah guru yang memiliki kualifikasi Pendidikan S1 Bimbingan dan Konseling. Dari kualifikasi Pendidikan tersebut guru BK berhak mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Sedangkan yang dimaksud dengan konselor adalah guru BK yang memiliki kualifikasi Pendidikan S1 Bimbingan dan Konseling dan melanjutkan kembali untuk Pendidikan profesi guru (PPG) BK dan atau Pendidikan profesi konselor (PPK). Dari program PPG yang telah diikuti guru BK berhak mendapatkan gelar professional (Gr). Sedangkan dari program PPK yang telah diikuti guru BK berhak mendapatkan gelar professional (Kons). Jadi, guru BK yang setelah menempuh S1 BK dan mengikuti PPG maka guru tersebut berhak mendapatkan gelar di belakang namanya dengan S.Pd., Gr., sedangkan guru BK yang setelah menempuh S! BK dan mengikuti PPK maka guru tersebut berhak mendapatkan gelar di belakang namanya dengan S.Pd., Kons.

Berdasarkan kompetensi konselor dari permendiknas no 27 tahun 2008, menyatakan bahwa guru BK dan atau konselor hendaknya memiki empat kompetensi professional. Adapun empat kompetensi tersebut adalah komptensi pedagogic, kepribadi, sosial, dan professional. Kompetensi pedagogic yang dimaksud adalah guru BK memiliki penguasaan terhadap teori dan praksis BK, guru BK memiliki pemahaman dan keterampilan dalam hal memanajemen perkembangan peserta didik, dan guru BK memiliki pemahaman dan keterampilan dalam esensi pelayanan BK.

Komptensi kepribadian yang dimaksud adalah guru BK memiliki keimanan, ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, guru Bk memiliki jiwa yang humanis baik ketika melaksanakan tugasnya maupun sebagai seorang pribadi asli, guru BK memiliki jiwa integritas dalam melaksanakan tugasnya, dan guru BK memiliki pribadi yang berkualitas. Kompetensi sosial yang dimaksud adalah guru BK mampu melakukan kolaborasi dengan teman sejawat ataupun kolega di sekolah dan di luar sekolah, guru BK memiliki jiwa organisatoris dengan mengikuti kegiatan Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) dan Musyawarah Guru BK (MGBK), dan guru BK mampu untuk melakukan kordinasi kolaborasi sesame kolega di dalam dan di luar sekolah guna mengembangkan potensi optimal peserta didik.

Komptensi professional yang dimkasud adalah guru BK mampu untuk melakukan asesmen non tes untuk mengetahui kondisi peserta didik, guru BK memiliki penguasaan terhadap teori dan praksis BK, guru BK memiliki kemampuan untuk merancang, melaksanakan, dan melakukan evaluasi program BK, guru BK dalam melaksanakan tugas dan perannya memiliki etika professional, dan guru BK mampu memiliki jiwa peneliti untuk bisa memahami peserta didiknya. Empat kompetensi tersebut, dapat diperoleh ketika guru BK pada masa profesionalisasi S1 BK dan saat sudah menjabat sebagai guru BK. Dengan kata lain hal ini bisa mematahkan dalah satu pandangan yang mengatakan guru BK adalah guru yang memiliki banyak jam kosong di sekolah dan menganggur di sekolah itu sudah terpatahkan. Hal ini diperkuat dengan kedudukan keprofesionalan guru BK yang diatus dalam permendiknas.

Kedudukan dan keprofesionalan seorang guru BK dan atau konselor di sekolah sangatlah jelas. Hal ini ditambah dengan permendiknas no 22 tahun 2006 yang mengatur tentang resposisi optimum atas keberadaan BK dalam struktur kurikulum di sekolah. Adapun keberadaan BK dalam struktur kurikulum sekolah bisa dilihat melalui gambar berikut.

Gambar 1. Resposisi BK dikurikulum Sekolah

Berdasarkan gambar 1 di atas tentang resposisi BK di kurikulum, dapat diketahui bahwa BK memiliki peran dan tugas yang berbeda dengan bidang manajemen supervise dan pembelajaran bidang studi. Peran tugas BK memiliki tanggung jawab dalam perihal memandirikan peserta didik agar tercapainya perkembangan optimal melalui standar kemandirian peserta didik yang dimiliki. Peran tugas pembelajaran bidang studi dalam hal ini yang dimaksud adalah guru bidang studi memiliki tanggung jawab dalam hal pembelajaran yang mendidik untuk mencapai perkembangan optimal melalui kompetensi bidang studi yang diampu. Sedangkan, peran tugas manajemen dan supervise dalam hal ini yang dimaksud adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan tata usaha memiliki tanggung jawan dalam hal manajemen dan kepemimpinan sekolah untuk mencapai perkembangan optimal peserta didik.

            Berdasarkan tiga unsur di atas dapat diketahui bahwa setiap unsur memiliki tugas dan peran yang berbeda. Akan tetapi, setiap unsur memiliki tujuan yang sama yakni mengembangkan secara optimal peserta didik yang ada di sekolah. Terkait dengan peran dan tugas guru BK di sekolah, saat ini kondisi guru BK dirasa cukup memiliki banyak tantangan. Guru BK memiliki peserta didik yang berada pada generasi Z dan Alpha. Generasi Z adalah peserta didik yang lahir bekisar antara tahun 1997 sampai tahun 2012. Sedangkan generasi Alpha merupakan peserta didik yang lahir bekisar antara 2010-2025.

            Peserta didik yang lahir pada generasi Z memiliki karakteristik yang digital native, multitasking, kreatif dan inovatif, adaptif dan fleksibel, dan memiliki kesadaran global. Sedangkan peserta didik generasi Alpha memiliki karaktersitik diantaranya terpapasr layer digital sejak dini, menghabiskan sedikit waktu interaksi secara langsung dengan orang lain, dipengaruhi oleh mode dan tren global, lebih menyukai hasil daripada proses, dan memiliki keinginan yang besar dalam hal kebesan dan menentukan hidupnya sendiri.

            Berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh dua generasi tersebut, pasti ada hal positif dan negatifnya. Akan menjadi positif jika peserta didik paham akan dirinya dan kemampuan yang dimiliki. Akan menjadi negative jika peserta didik tidak paham dengan siapa dirinya dan kemampuan yang dimiliki. Banyak sekali contoh persitiwa di luar yang menunjukkan peserta didik membutuhkan bantuan dari salah satunya adalah guru BK untuk bisa mengetahui dan memahami siapa dirinya dan kemampuan yang dimiliki.

            Beberapa contoh di antaranya adalah terjadinya bullying yang semakin marak dan keterlaluan dari peserta didik, bullying yang dilakukan tidak saja secara verbal tapi juga secara fisik dan bahkan tidak jarang pula ada beberapa peristiwa bullying yang mengakibatkan kematian. Peristiwa itu terjadi pada siswa SD, SMP, dan SMA. Bertambahnya anak perempuan yang masih sekolah sudah hamil di luar nikah ironinya yang menghamili mereka adalah teman satu kelas dan ada yang memiliki usia jauh dari mereka, terjadinya banyak pembunuhan yang dilakukan oleh siswa karena adanya perbedaan yang muncul, tidak bisa bersosialisasi dengan baik, lebih suka berdiam diri di rumah dibandingkan harus bersosialisasi, dan masih banyak kasus lain yang menunjukkan bahwa generasi Z dan Alpha membutuhkan bantuan.

            Salah satu bantuan yang bisa didapatkan adalah dari guru BK. Hal ini sesuai dengan apa yang sudah dijelaskan di atas yakni terkait tugas dan peran guru BK di sekolah. Variatifnya permasalahan yang terjadi pada peserta didik mengharuskan guru BK juga aktif untuk memperbaharui dan menambah kompetensi professional dan pegagogiknya. Hal ini berkaitan dengan teknik-teknik layanan yang bisa digunakan untuk memmbantu peserta didik dalam kondisi yang sudah dijelaskan di atas. Kompetensi tersebut bisa diterapkan dan berfungsi sebagai Tindakan preventif dan kuratif dari guru BK.

            Salah satu teknik layanan yang bisa digunakan oleh guru BK adalah melaksanakan konseling kelompok dengan menggunakan media symbol Hasthabrata. Hasthabrata merupakan delapan contoh pewayangan yang memiliki karakteristik yang berbeda dan memiliki pesan moral yang berguna untuk bisa diambil serta diterapkan dalam kehidupan peserta didik. Adapun tokoh Hasthabrata dapat dilihat sebagai berikut.

            Pertama, Bathara Wisnu yang memiliki sifat bumi. Dari tokoh Batahra Wisnu guru BK bisa menyampaikan kepada peserta didik untuk memiliki kemampuan yang suka menolong, membantu memberikan kesenangan kepada orang lain, Ikhlas dalam melaksanakan perbuatan, dan tidak suka dendam terhadap orang lain. Kedua, Bathara Baruna yang memiliki sifat air. Dari tokoh Bathara Baruna guru BK dapat menyampaikan kepada peserta didik untuk mampu menjadi pribadi yang pemaaf, memberikan ketentraman, kesejukan, dan kedamaian kepada semua orang.

            Ketiga, Bathara Brahma (Api). Dari tokoh Bathara Brahma guru BK bisa menyampaikan kepada peserta didik untuk memiliki kewibawaan, adil menyelesaikan persoalan, tidak merugikan rang lain, sabar, tidak tamak, dan penuh semangat. Keempat, Bathara Bayu (Angin). Dari tokoh Bathara Bayu guru BK bisa menyampaikan kepada peserta didik untuk mampu selalu waspada, mengamati keribadian orang lain, dapat berbaur dengan orang lain dimanapun berada, bermanfaat bagi orang lain, dan tidak tersinggung apabila diberi masukan oleh orang lain.

            Kelima, Bathara Surya (Matahari). Dari tokoh  Bathara Surya guru BK bisa menyampaiakn kepada peserta didik untuk mampu memiliki kesabaran dalam menjalankan tugas, hari-hari selalu memberikan pencerahan dan memotivasi orang lain, serta tidakmudah putus asa. Keenam, Batahara Ratih (Bulan). Dari  Bathara Ratih guru BK bisa menyampaikan pesan moral kepada peserta didik untuk Mampu menjadi penyejuk memberikan kedamaian, ketentraman, kesenangan, tidak kejam, berfikir halus, dan mengasihi orang lain.

            Ketujuh, Bathara Kartika (Bintang). Dari tokoh Bathara Kartika guru BK bisa menyampaikan kepada peserta didik untuk Mampu memiliki sikap sopan santun, teguh pendirian dan tidak mudah goyah, penuh percaya diri, tidak munafik, memberikan petunjuk bagi orang lain, dan menjadi teladan bagi orang lain. Kedelapan, Bathara Indra (Awan). Dari tokoh Bathara Indra, guru BK bisa menyampaikan pesan moral kepada peserta didik untuk mampu mengendalikan keadaan, adil dalam mengeakkan kebenaran, dan senang menolong orang lain.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa. Guru BK harus kreatif dan inoatif dalam membeikan layanan kepada peserta didik. Layanan yang diberikan bisa melalui Teknik-teknik yang dikolaborasikan dengan berbagai tokoh dalam Hasthabrata. Teknik ini digunakan sebagai upaya preventif dan kuratif kepada peserta didik, agar mereka memahmi diri mereka dan mengetahui potensi mereka. Jika mereka paham akan dirinya sendiri dan mengetahui potensi yang dimiliki maka tidak menutup kemungkinan mereka akan berkembang secara optimal dengan karakteristik yang dimiliki.

(Yuanita Dwi Krisphianti¹, Laelatul Arofah², Rosalia Dewi Nawantara³, Setya Adi Sancaya⁴)