1. Tahap Perencanaan Proyek
Perencanaan P5 akan diawali dengan pembentukan tim fasilitator yang memang sudah di bentuk sebelumnya, tim fasilitator ini dibentuk oleh Kepala Sekolah dengan mempertimbangkan beerapa aspek yaitu mencakup pengalaman dalam pengelolaan proyek, pengembangan pembelajaran berbasis proyek, dan memiliki sebuah ketrampilan dalam memimpin. Selain itu, memiliki sebuah kedisiplinan yang tinggi. Tim fasilitator dibentuk oleh Kepala Sekolah dengan bantuan oleh coordinator proyek yang telah ditunjuk sebelumnya. Kemudian, coordinator proyek memberi sebuah arahan kepada tim fasilitator untuk dapat mulai menyusun mulai dari perencanaan, serta membuat modul proyek, serta menjelaskan peran dan tanggung jawab tim fasilitator dalam menjalankan proyek. Selain itu, pada tahap ini mulai dibentuk rancangan terkait pelaksanaan P5 mulai dari mempersiapkan strategi, alur yang sesuai dengan kondisi di sekolah dan melakukan persiapan untuk melaksanakan kegiatan P5.
Pada tahap selanjutnya adalah bagi tim fasilitator untuk menetapkan dimensi dan tema kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang akan dilaksanakan. Kegiatan P5 disesuaikan dengan isu-isu yang diangkat oleh masing-masing sekolah. SDN Mlancu 2 Kandangan, sebagai contoh, menetapkan tema “Tanamanku dan Pengolahan Limbah Sampah Plastik untuk proyek mereka, dengan tujuan membantu peserta didik menjaga lingkungan sekitar untuk kehidupan masa depan yang berkelanjutan.
2. Tahap Pelaksanaan Proyek

Pelaksanaan tahap pembuatan batik ecoprin
Selanjutnya adalah tahap aksi nyata, dimana peserta didik dibawah bimbingan fasilitator mulai melaksanakan aksi nyata yaitu membuat batik ecoprin yang berbahan dasar dari tumbuhan disekitar sekolah. Aksi nyata diawali dengan peserta didik membawa tas canvas kecil. Aksi nyata pada hakikatnya adalah sebuah kegiatan yang digunakan untuk mempraktikkan ilmu dan pengetahuan yang sudah diperoleh melalui langkah-langkah yang telah ditentukan. Pada tahap ini peserta didik mulai dengan mengumpulkan daun, setelah itu daun dicuci sampai bersih hingga kemudian ditempelkan di tas canvas kemudian daun tersebut di tumbuk.
Hal ini bertujuan untuk memperindah tampilan dari tas canvas tersebut supaya lebih menarik lagi. Setelah melaksanakan penumbukan, kemudian peserta didik menjemur tas hasil tumbukan daun. Jadi, tas yang telah di hias tadi setelah kering bisa di gunakan dan dapat di tampilkan di acara gebyar P5 yang diadakan oleh sekolah. Untuk proses ini, peserta didik terjun langsung dan hanya didampingi oleh fasilitator.
3. Tahap Perayaan Proyek

Tahap perayaan proyek
Setelah tahap refleksi dilakukan, maka sekolah mengadakan perayaan proyek dalam bentuk kegiatan “Gebyar P5”. Pada kegiatan ini, mereka bersma-sama membuat tempat untuk melaksanakan kegiatan Setelah halaman jadi, mereka meletakkan tanaman yang telah mereka tanam di polybag kemudian memindahkan meja-meja untuk meletakkan hasil karya P5 semua kelas dari kelas 1-6. Berdasarkan pelaksanaan kegiatan P5 ini, peserta didik diharapakan dapat mempunyai sebuah ketrampilan yang dapat mengembangkan jiwa kreatif mereka serta memiliki aspek sebagai profil pelajar pancasila yaitu gotong royong dan juga berpikir kritis. Gotong royong disini merupakan hal yang berkaitan dengan kolaborasi serta bekerjasama antar koordinasi yang dilakukan di lingkungan sosial. Selain itu, dalam dimensi berpikir kritis peserta didik lebih ditekankan pada kemampuan dalam memperolah serta mengolah informasi yang didapatkan dengan cara mengajukan sebuah pertanyaan. Pertanyaan tersebut kemudian dijabarkan mulai dari mengidentifikasi, mengklarifikasi, mengolah informasi dan tahap terakhir adalah menyimpulkan hasil informasi tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kegiatan P5 tidak hanya menekankan aspek kognitif saja, melainkan juga sikap dan perilaku yang memang selaras dengan kehidupan bangsa Indonesia dalam sehari hari.
Implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di SDN Mlancu 2 telah berjalan secara terstruktur melalui tiga tahapan utama: perencanaan, pelaksanaan, dan perayaan. Pada tahap perencanaan, pembentukan tim fasilitator yang berkompeten menjadi dasar kuat dalam menyusun strategi, modul proyek, serta pemilihan tema yang relevan dengan konteks sekolah, Pelaksanaan proyek dilakukan secara aktif dan kreatif melalui kegiatan nyata seperti pembuatan batik ecoprint berbahan tumbuhan sekitar. Kegiatan ini mendorong keterlibatan langsung peserta didik, memperkuat nilai kolaborasi, serta mempraktikkan pengetahuan yang telah diperoleh. Tahap perayaan proyek diwujudkan melalui acara “Gebyar P5” yang menampilkan hasil karya siswa dari semua kelas. Kegiatan ini tidak hanya menumbuhkan semangat gotong royong, tetapi juga melatih kemampuan berpikir kritis siswa dalam mengolah informasi melalui kegiatan eksploratif dan reflektif. Secara keseluruhan, pelaksanaan P5 di SDN Mlancu 2 telah memberikan dampak positif dalam membentuk karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila, meliputi aspek kognitif, sikap, dan perilaku yang mencerminkan budaya dan nilai luhur bangsa Indonesia.