Pemanfaatan lahan sempit di wilayah perkotaan sering menjadi tantangan besar, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah padat penduduk. Pemanfaatan lahan sempit yang belum optimal juga terjadi di perumahan Wilis Indah, Kelurahan Pojol, Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Mayoritas ibu rumah tangga belum memanfaatkan potensi lahan sempit di sekitar rumah mereka. Fenomena ini mencerminkan kurangnya pengetahuan, keterampilan, dan motivasi untuk mengelola lahan sempit secara produktif. Padahal, dengan pendekatan yang tepat, lahan terbatas ini dapat dioptimalkan untuk mendukung kebutuhan pangan keluarga secara mandiri.
Dalam konteks ekonomi keluarga, ibu rumah tangga memegang peranan penting sebagai pengelola kebutuhan sehari-hari. Tingginya biaya hidup dan kebutuhan yang terus berkembang menambah tekanan ekonomi yang harus dihadapi keluarga perkotaan. Sayangnya, banyak ibu rumah tangga tidak memiliki akses terhadap pekerjaan formal maupun informal. Dengan memberdayakan mereka melalui pemanfaatan lahan sempit disekitar rumah, mereka dapat meningkatkan pendapatan keluarga sekaligus memperkuat ketahanan pangan rumah tangga.
Urban farming dan teknik hidroponik telah terbukti menjadi solusi efektif untuk mengatasi keterbatasan lahan di lingkungan perkotaan. Pendekatan ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup dengan menyediakan sumber pangan sehat secara mandiri. Melalui pelatihan yang dirancang secara sistematis, ibu rumah tangga dapat memperoleh keterampilan dan pengetahuan baru untuk mengelola lahan sempit secara produktif, yang pada gilirannya berkontribusi pada kesejahteraan keluarga.
Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada ibu rumah tangga di Perumahan Wilis Indah agar mampu mengoptimalkan lahan sempit di sekitar rumah mereka. Dengan memanfaatkan teknik modern seperti urban farming dan hidroponik, diharapkan program ini dapat meningkatkan kesadaran, keterampilan, dan rasa percaya diri peserta dalam mengelola lahan sempit. Selain itu, program ini juga dirancang untuk mendorong terciptanya kemandirian ekonomi di tingkat rumah tangga yang pada akhirnya berkontribusi pada kesejahteraan komunitas secara lebih luas.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini meliputi peningkatan signifikan dalam pemahaman dan keterampilan ibu rumah tangga dalam mengelola lahan sempit. Program ini tidak hanya membantu mengurangi ketergantungan pada sumber pangan eksternal tetapi juga memberikan peluang ekonomi tambahan bagi keluarga. Selain itu, kegiatan ini meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri peserta, yang berperan penting dalam menciptakan kemandirian ekonomi di tingkat rumah tangga. Dengan adanya kegiatan ini, komunitas Perumahan Wilis Indah juga diharapkan menjadi lebih sejahtera dan mandiri secara berkelanjutan.
Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini disusun secara sistematis untuk menjamin keberhasilan program. Tahapan pelaksanaan meliputi: 1) mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan melalui survei dan observasi di lingkungan Perumahan Wilis Indah, dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan dan potensi ibu rumah tangga serta kondisi keterbatasan lahan dan pemanfaatannya. 2) Berdasarkan hasil observasi, disusun rencana pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat secara menyeluruh yang meliputi penyiapan materi, strategi pendampingan, dan penyediaan alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk pelatihan di lapangan. Materi disusun sedemikian rupa sehingga mudah dipahami dan sesuai dengan kebutuhan peserta PkM. 3) Pelatihan bagi 30 orang peserta, khususnya ibu rumah tangga, dilaksanakan dengan pendampingan praktik agar materi dapat dipahami dan diaplikasikan secara efektif. 4) Terakhir, dilakukan evaluasi dan analisis untuk menilai pemahaman dan keterampilan peserta PkM. 5) pembuatan laporan pengabdian kepada masyarakat.


Gambar 1. Kegiatan pemberian materi pemanfaatan lahan sempit
Hasil dan Dampak
Program pengabdian masyarakat ini berhasil memberikan dampak positif yang signifikan bagi para ibu rumah tangga di Perumahan Wilis Indah. Salah satu hasil utama adalah peningkatan pemahaman peserta mengenai konsep urban farming dan teknik hidroponik. Sebelum pelatihan, hanya 73,33% peserta yang memahami pentingnya memanfaatkan lahan sempit, namun setelah pelatihan, angka ini meningkat menjadi 94%. Hal ini mencerminkan keberhasilan pendekatan edukasi yang digunakan dalam pelaksanaan pengabdian pada masyarakat.
Selain itu, keterampilan praktis seperti cara membuat media tanam, pemeliharaan tanaman, dan penggunaan teknologi sederhana mengalami peningkatan yang signifikan. Persentase ibu rumah tangga yang memiliki keterampilan berkebun meningkat dari 70% menjadi 90%. Dampak ini menunjukkan bahwa peserta tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga mampu menerapkannya secara langsung di lingkungan rumah mereka.
Motivasi dan rasa percaya diri peserta dalam memanfaatkan lahan sempit juga meningkat drastis. Motivasi peserta meningkat dari 80% menjadi 95%, sedangkan tingkat kepercayaan diri dalam mengelola lahan sempit naik dari 65% menjadi 85%. Peningkatan ini sangat penting dalam mendorong keberlanjutan program, karena rasa percaya diri yang tinggi mendorong partisipasi aktif peserta dalam mengembangkan keterampilan yang telah dipelajari.
Dampak ekonomi juga mulai dirasakan oleh beberapa peserta. Sebagian besar peserta melaporkan bahwa mereka berhasil menanam tanaman yang dapat dikonsumsi sendiri, sehingga mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan pangan harian. Selain itu, sekitar 90% peserta menyatakan minat untuk mengembangkan hasil pelatihan menjadi usaha kecil yang berpotensi memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa program tidak hanya berdampak pada ketahanan pangan, tetapi juga memberikan peluang ekonomi baru.
Perubahan pola konsumsi makanan di tingkat keluarga juga menjadi salah satu dampak positif. Konsumsi sayuran segar meningkat dari 70% menjadi 90%, yang menunjukkan peningkatan kesadaran akan pentingnya pola makan sehat. Dengan ketersediaan sayuran segar yang dihasilkan sendiri, keluarga-keluarga peserta dapat menikmati manfaat kesehatan jangka panjang.
Secara keseluruhan, program ini memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan menciptakan komunitas yang lebih mandiri. Keberhasilan ini menjadi landasan untuk memperluas program ke wilayah lain dengan tantangan serupa, sehingga manfaatnya dapat dirasakan lebih luas.



Gambar 2. Media Hidroponik dng pemanfaatan lahan sempit di Perumahan Wilis
Simpulan
Program pengabdian ini berhasil meningkatkan kapasitas ibu rumah tangga di Perumahan Wilis Indah dalam memanfaatkan lahan sempit secara produktif. Selain meningkatkan ketahanan pangan, program ini juga mendorong kemandirian ekonomi keluarga. Untuk keberlanjutan, disarankan adanya pelatihan lanjutan, kolaborasi dengan pihak lain, dan penerapan teknologi sederhana. Program ini dapat menjadi model untuk pengembangan di wilayah lain.
(Forijati, Ridwan¹, M. Anas², Aldo Achmad Joanata Putra³)