PELATIHAN PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARANUNTUK PEMBIASAAN BERNALAR KRITIS BAGI PARA GURU

Benalar kritis merupakan salah satu dimensi profil pelajar Pancasila. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka melatih siswa untuk mernalar kritis, misalnya saja memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisa dan mengevaluasi penalaran, serta merefleksi dan mengevaluasi pemikiran sendiri.

Dalam rangka mengembangkan keterampilan bernalar kritis, para guru harus mampu menciptakan dan menyusun materi pembelajaran untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan literasi para siswa sekolah dasar sangat diperlukan guru yang memiliki kemampuan dalam menyusun bahan ajar untuk membiasakan siswa bernalar kritis. Hal ini tentu saja memerlukan keterampilan dan kompetensi guru.

Guru harus terampil mengembangkan materi pembelajaran agar mampu melatih para siswa untuk berfikir kritis. Materi pembelajaran yang diberikan bisa bervariasi, misalnya membuat materi berbasis teks sastra yang sederhana bagi siswa SD seperti membuat puisi berdasarkan pada pengalaman dan kehidupan sendiri atau membuat cerita berdasarkan pada pengalaman dan kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hasil observasi Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) menemukan masalah yang harus segera mendapatkan penyelesaian. Masalah tersebut adalah kurangnya pemahaman guru-guru dalam mengembangkan kegiatan yang melatih siswa bernalar kritis. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang kurikulum secara mendalam. Itulah salah satu alasan mengapa PKM ini dilaksanakan,

Pelatihan dan pendampingan pengembangan materi pembelajaran untuk bernalar kritis ini dilaksanakan bagi guru-guru SD di Loceret Nganjuk. Pelatihan ini bertujuan melatih para guru SD bagaimana memanfaatkan teks sastra sederhana untuk melatih siswa bernalar kritis agar nilai rapor pada aspek tersebut dapat meningkat. Kegiatan dilakukan selama 3 (tiga) bulan yaitu Agustus s.d. Oktober 2024 yang meliputi beberapa tahapan antara lain: persiapan, pelatihan, dan pendampingan.

Setelah mengikuti pelatihan, para guru menunjukkan perubahan dalam memanfaatkan teks sastra sederhana, memilih kegiatan pembelajaran dan menyusun soal yang melatih siswa bernalar kritis. Para guru dilatih menciptakn karya sastra sendiri yang sederhana misalnya berupa puisi, cerita pendek, maupun lirik lagu yang isi teksnya dapat digunakan untuk melatih para siswa berfikir kritis.

Dalam pelatihan tersebut, para guru dberikan penyegaran terkait Kurikulum Merdeka, terutama pada strategi mengajar yang dapat meningkatkan keterampilan berfikir kritis pada siswa melalui teks sastra. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan kembali pemahaman para guru akan kurikulum merdeka dengan harapan para guru akan lebih menguasai tentang kurikulum merdeka terutama terkait dengan keterampilan bernalar kritis.

Tujuan kegiatan PKM yang lebih rinci sebagai berikut:

  • Memberikan pengetahuan pembelajaran sesuai Kurikulum Merdeka.
  • Melatih guru mengembangkan bahan berbasis cerita sastra lokal memanfaatkan teks sastral untuk melatih keterampilan siswa bernalar kritis.
  • Meningkatkan mutu/nilai rapor sekolah pada kemampuan literasi: kompetensi membaca teks sastra dan bernalar kritis

Dalam pelatihan ini ada 3 (tiga) kegiatan pokok yang dilakasanakan setiap hari Sabtu dengan tujuan tidak mengganggu proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Kegiatan dilaksanakandi sekolah percontohan di Loceret Nganjuk, yaitu SDN Loceret 1 dengan jadwal dan materi pelatihan sebagai berikut:

Tabel 1. Jadwal dan Materi Kegiatan Pelatihan

PertemuanWaktuMateri
ISabtu, 5 Oktober 2024 Pukul 10.00 – 11.30 WIBProfil Pelajar Pancasila dan Dimensinya
IISabtu, 12 Oktober 2024 Pukul 10.00 – 11.30 WIBPemanfaatan Teks Sastra
IISabtu, 19 Oktober 2024 Pukul 10.00 – 11.30 WIBMengembangkan Kegiatan Pembelajaran Bernalar Kritis

Selain kegiatan yang terjadwal di tabel di atas, para guru boleh melakukan konsultasi kepada para narasumber PKM secara online, baik melalui WA, email, maupun zoom. Hal ini dilakukan karena pada saat penugasan dan para guru mengalami kesulitan maka pada saat itu lah mereka meenghubiungi narasumber untuk diskusi sampaai kesulitan dan kesulitan teratasi. Cara ini sangat efektif karena para guru tidak harus menunggu tapi bisa langsung mengatasi permasalahan yang dialami.

Ceramah, permainan, praktik dan unjuk kerja merupakan beberapa metode yang digunakan dalam pelatihan ini. Agar pelatihan terkesan tidak menegangkan dan lebih menyenangkan, kegiatan ini dilaksanakan dengan nyaman agar sekaligus menjadi role model kepada para guru dalam mengajar kepada para siswa.

 Ice breaking menjadi kegiatan pembuka. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menyanyikan lagu-lagu yang sesuai dengan materi yang dibahas. Berikut contoh kegiatan pada tahap ini.

Gambar 1. Contoh kegiatan ice breaking

Kegiatan selanjutnya yaitu pemamaran materi dari tim PKM selaku narasumber dalam pelatihan ini. Para guru mengikuti paparan yang disampaiakan dengan sangat baik. Banyak dari peserta pelatihan  yang bertanya dan minta penjelasan yang detail terlkait materi. Hal ini menunjukkan bahwa antusiasme peserta untuk menguasai materi sangatlah tinggi. Berbagai contoh fenomena dan materi pembelajaran terkait disampaikan dengan sangat komunikatif.  Berikut contoh kegiatan pada saat pemamaran  materi oleh narasumber.

Gambar 2. Pemamaran materi pertama oleh Dr. Dewi Kencanawati, M.Pd.

Gambar 3. Pemamaran materi ke-2 oleh Dr. Diani Nurhajati, M.Pd.

Kegiatan selanjutnya para guru berdiskusi tentang indikator bernalar kritis. Pada tahap ini para peserta pelatihan berlatih mengembangkan materi untuk menbiasakan siswa berfikir kritis. Para guru diskusi mengembangkan materi terkait agar lebih menarik dan tidak membosankan, tentu saja yang dapat melatih siswa untuk berfikir kritis. Para guru sangat antusias mendiskusikan materi. Materi dan soal-soal yang dibuat oleh guru seharusnya melatih siswa agar mampu memproses informasi, menganalisis dan mengevaluasi, dan yang paling penting adalah siswa mampu mengambil keputusan berdasarkan proses analisis, evaluasi, dan refleksi.

Pada akhir diskusi para guru mempresentasikan hasil pengembangan materi yang dibuat di depan peserta pelatihan untuk mendapatkan tanggapan dari narasumber dan peserta pelatihan lainya agar hasil nya maksimal dan lebih aplikatiff agar dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran dengan sangat baik. Semua merasa senang karena mampu membuat karya berdasarkan hasil pemikiran mereka.

Dengan dilaksanakannya pelatihan ini, tentunya sebagai bentuk penerjemahan tujuan pendidikan nasional, profil pelajar Pancasila memiliki peranan yang sangat penting. Profil pelajar Pancasila berperan sebagai referensi utama dalam mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan bagi para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi peserta didik. Besar kemungkinan para siswa terbiasa berfikir dan bernalar kritis dengan pembiasaan yang dilakukan guru di seluruh kegiatan pembelajaran.

Gambar 4 Foto bersama peserta pelatihan setelah kegiatan pelatihan

(Dewi Kencanawati¹, Diani Nurhajati², Yunik Susanti³, Alya AldelinaSyahla⁴, Elena Padma Putri⁵)